JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi milenial Indonesia pada dasarnya memiliki peranan yang signifikan dalam merawat perjuangan nilai-nilai kemanusiaan. Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Yati Andriyani mengungkapkan bahwa peranan generasi milenial bisa menjadi jembatan penerus perjuangan HAM yang telah dilakukan generasi sebelumnya.
"Ketika dulu KontraS ikut melawan Orde Baru, sementara hari ini kan mereka (generasi milenial) berada di paska Reformasi sehingga untuk membawa konteks persoalan HAM harus adaptif dengan mereka," ujar Yati dalam diskusi bertajuk "Reflektif 20 Tahun Kontras" di Kantor Kontras, Jakarta, Senin (19/3/2018).
Yati menilai kegemaran anak muda dalam memanfaatkan media sosial bisa dijadikan media efektif untuk mengajak generasi milenial membahas persoalan-persoalan HAM di Indonesia. Sehingga, anak-anak muda perlu diberikan ruang-ruang yang luas untuk mengekspresikan pandangan dan idenya tentang HAM.
"Platform itu yang harus diperbanyak. Bentuknya enggak selalu online, offline juga bisa," kata dia.
Baca juga : Aksi Kamisan ke-503, Asa untuk Tumbuh dan Berlipat Ganda...
Yati mencontohkan, aksi Kamisan yang sebelumnya hanya dilakukan di depan Istana Presiden, kini bisa menjadi aksi yang meluas hingga ke daerah-daerah. Hal ini membuktikan bahwa generasi milenial sangat aktif dalam mengungkapkan ekspresinya.
"Dulu bicara HAM hanya milik aktivis, hanya milik pembela HAM, pengacara publik. Hari ini siapapun generasi muda sudah sangat bisa menjadi pembela HAM," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Mantan Koordinator Kontras Haris Azhar. Ia menilai peranan anak muda yang signifikan harus menjadi momentum melakukan pendidikan HAM kepada masyarakat agar mereka bisa membela haknya sendiri. Menurutnya, banyak anak muda yang bisa menjadi aktivis HAM ke depannya.
"Apalagi kita ketemu ada banyak anak muda yang bisa jadi pejuang-pejuang HAM baru dengan caranya mereka dengan gayanya mereka," ujarnya.
Baca juga : Pemerintah Dinilai Abai Selesaikan Pelanggaran HAM, Tiga Hal Dijadikan Dalih
Oleh karena itu, kata dia, lembaga masyarakat sipil pejuang HAM harus mendidik anak-anak muda untuk meneruskan perjuangan membela HAM melalui banyak cara.
Sementara itu, Anggota Perkumpulan Kontras Mugiyanto juga menilai strategi menyasar generasi milenial merupakan hal yang tepat. Sebab, anak muda bisa membawa persoalan HAM menjadi semakin meluas.
"Misalnya aksi kamksan yang saya ikuti, pesertanya tidak banyak, sekitar tiga puluh orang. Dari aksi itu saya hanya mengenal tiga, artinya ada generasi baru yang ikut aksi ini dan peduli dengan isu HAM," ungkapnya.
Mugiyanto pun mengaku senang ketika anak-anak muda memiliki rasa hormatnya kepada pejuang HAM masa lalu yang masih hidup dan melanjutkan perjuangannya hingga kini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.