Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Implementasi Revolusi Mental oleh Pemerintahan Jokowi Dinilai "Nanggung"

Kompas.com - 16/03/2018, 20:45 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  Sejarawan Didi Kwartanada menyoroti revolusi mental yang dinilainya hanya menjadi jargon pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Hal itu dituangkannya dalam sebuah tulisan pada buku #KamiJokowi, yang diluncurkan pada hari ini, Jumat (16/3/2018), di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Didi mengatakan, saat Jokowi berkampanye pada Pemilihan Presiden 2014, masyarakat menaruh harapan besar terhadap program revolusi mental.

Baca juga: Fadli Zon: Katanya Revolusi Mental, tapi yang Dibangun Infrastruktur Fisik

Program itu dinilai mampu membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

Sejarawan Didi Kwartanada. Fabian Januarius Kuwado Sejarawan Didi Kwartanada.
"Tapi tampak masih nanggung implementasinya. Karena memang rupanya Pak Jokowi fokusnya ke infrastruktur terlebih dahulu. Itu yang pertama," ujar Didi kepada Kompas.com, seusai peluncuran buku.

Program revolusi mental tidak dipimpin langsung oleh Jokowi, tetapi diserahkan kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

Didi menilai, Puan tidak maksimal melaksanakan program itu.

Baca juga: Buya Syafii Maarif: Revolusi Mental Belum Sampai ke Tingkat Bawah

"Bu Puan di awal-awal cuma pasang iklan di koran cetak, kutipan Bung Karno soal revolusi mental. Ya Anda bayangkan, anak milenial kan sudah tidak baca koran lagi. Sasarannya enggak jelas," ujar Didi.

Kemenko PMK juga sempat membuat website revolusi mental. Akan tetapi, tetap dianggap tak tepat sasaran.

"Apakah ada orang khusus untuk browsing website revolusi mental? Jadi apa yang dilakukan ya, sampai kini saya rasa belum mengenai sasaran," ujar dia.

Meski demikian, Didi menyambut baik pernyataan Presiden Jokowi yang menyebutkan akan mulai fokus pada pembangunan sumber daya manusia dalam rencana kerja pemerintah (RKP) 2019 mendatang.

Ia mengatakan, sudah saatnya bagi Presiden Jokowi melaksanakan apa yang tertunda pada periode pertama ini.

Baca juga: Puan Maharani dan Revolusi Mental di Stadion Manahan, Solo

Didi berharap, program revolusi mental benar-benar menyentuh sasaran, yakni kaum muda.

"Harus menyasar generasi muda seawal mungkin. Sejak dini, anak itu harus ditanamkan budi pekerti, nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan yang paling penting adalah etos kerja. Karena ya saat ini kita mesti bersaing dengan bangsa lain," ujar Didi.

Sebelumnya, saat menyampaikan sambutan pada rapat terbatas membahas pembangunan sumber daya manusia di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (15/3/2018) siang, Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan sumber daya manusia adalah langkah besar kedua pemerintahannya setelah langkah besar pertama, yakni pembangunan infrastruktur.

"Setelah pekerjaan besar, yaitu infrastruktur telah kita jalankan selama kurang lebih 3,5 tahun, kita akan bergeser pada pekerjaan besar yang kedua, yaitu investasi di bidang SDM, investasi di bidang sumber daya manusia," ujar Jokowi.

"Karena peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat menentukan sekali dalam kita berkompetisi, bersaing dengan negara-negara lain," lanjut dia.

Kompas TV Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah mengkritik rangkaian acara pernikahan putri Presiden Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com