SERANG, KOMPAS.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan, anggaran dari dana desa akan dialokasikan untuk pembiayaan program Bank Wakaf Mikro.
Hal ini dikarenakan mayoritas pesantren yang menjadi tempat bank wakaf mikro juga berada di pedesaan.
Eko menjelaskan, selama ini dana desa dikucurkan langsung oleh pemerintah ke aparat desa. Dari situ, anggaran tersebut kemudian dipakai untuk berbagai program pembangunan dengan cara cash for work.
Namun, dana yang cukup besar bagi setiap desa ini juga akan disiapkan untuk masuk dalam program bank wakaf mikro. Sehingga, suntikan dana dari pemerintah tersebut bisa dipakai masyarakat untuk berwirausaha.
"Prinsipnya dana desa itu ada di desa. Mungkin nanti kami bisa kasih saran atau imbuan (ke perangkat desa) seperti untuk bank wakaf," kata Eko saat mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan bank wakaf di Pesantren An Nawawi Tanarah, Serang, Banten, Rabu (14/3/2018).
(Baca juga: Mendes Pastikan Dana Desa Akan Diawasi Lebih Ketat)
Eko menjelaskan, selama ini Kementeria Desa sudah menjalin kerjasama dengan dengan pesantren, gereja, dan tempat-tempat serupa untuk mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar.
Eko berharap, dana desa yang dikucurkan ke bank wakaf menjadi modal tambahan bagi bank agar dapat memberi pinjaman lebih banyak kepada masyarakat di sekitarnya.
"Bank wakaf ini bisa membantu usaha sangat mikro," kata dia.
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan, nasabah Bank Wakaf Mikro bisa mendapatkan pinjaman modal usaha Rp 1 Juta. Tak ada bunga yang dikenakan, hanya dikenai biaya administrasi 3 persen per tahun. Cicilannya juga rendah, hanya Rp 26.000 per minggu.
Oleh karena itu, Jokowi mendorong masyarakat di sekitar Pesantren An Nawawi untuk memanfaatkan pinjaman di Bank Wakaf Mikro.
"Digunakan sebaik-baiknya biar usahanya terus berkembang," kata Jokowi.