Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyaknya Hoaks Dicurigai untuk Lemahkan Pemerintahan Jokowi

Kompas.com - 03/03/2018, 19:00 WIB
Ihsanuddin,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Golkar Muhammad Misbakhun merasa prihatin dengan dengan terus bermunculannya konten negatif berupa ujaran kebencian dan berita bohong atau hoaks yang disebarkan melalui media sosial. Terlebih lagi, hoaks yang beredar tersebut menyinggung SARA dan banyak ditujukan untuk memfitnah Presiden Joko Widodo.

Sebagai contoh, Presiden Jokowi dituduh komunis dan anti-Islam. Padahal, Misbakhun tahu betul bahwa Jokowi adalah muslim yang taat dan dekat dengan ulama.

“Isu-isu ini yang harus kita lawan agar proses pembangunan yang dilakukan Presiden Jokowi dapat terlaksana dengan baik,” kata Misbakhun dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/3/2018).

Misbakhun menilai hoaks yang terus bermunculan sengaja diproduksi untuk melemahkan pemerintahan Jokowi. Oleh karena itu, Misbakhun mengajak masyarakat untuk memerangi hoaks ini.

Baca juga: Fadli Zon Akan Laporkan Ananda Sukarlan ke Polisi soal Foto Hoaks Prabowo

Anggota Komisi XI DPR ini mengaku selalu mengingatkan konstituennya agar tidak terprovokasi dengan hoaks yang beredar di dunia maya.

“Mari gunakan hak pilih dengan bijak tanpa terhasut isu-isu SARA," ujar dia.

Misbakhun pun mengingatkan, saat ini umat Islam terbesar dunia adalah Indonesia. Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi penguat kebangsaan di tengah maraknya isu-isu SARA yang berpotensi membuat kegaduhan dan perpecahan.

“Kita harus berani melawan isu-isu hoaks dan fitnah yang memperlemah persatuan,” ucap Misbakhun.

Kompas TV Polisi masih memburu kelompok jaringan penyebar hoaks Muslim Cyber Army.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com