JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla masih dianggap paling pas untuk mendampingi Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019 mendatang.
Hasil survei Populi Center, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia itu menempati urutan teratas sebagai calon wakil presiden pilihan masyarakat sebesar 15,6 persen.
"Urutan pertama ternyata masih Jusuf Kalla sebesar 15,6 persen meskipun turun dari hasil survei sebelumnya 18,4 persen," kata Peneliti Populi Center Hartanto Rosojati di kantornya, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Selanjutnya, ada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar 11,5 persen. Naik dari hasil survei sebelumnya 10,4 persen.
Disusul kemudian mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo sebesar 10,0 persen sehingga tak beranjak dari hasil survei sebelumnya.
Baca juga: Jusuf Kalla Menolak Dicalonkan sebagai Cawapres
"Gatot tak menggalami turun naik dari survei sebelum-sebelumnya," ucap Hartanto.
Lalu, Agus Harimurti Yudhoyono sebesar 5,9 persen, naik dari hasil survei sebelumnya 3,6 persen.
"AHY naik walaupun hanya 2 persen," kata dia.
Nama lain, seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, sebesar 3,7 persen. Adapun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebesar 3,2 persen.
Baca juga: KPU: Jusuf Kalla Maju sebagai Capres Boleh-boleh Saja
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sebesar 2,7 persen, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian sebesar 1,8 persen, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto sebesar 1,8 persen.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebesar 0,8 persen, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anies Matta sebesar 0,4 persen, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan sebesar 0,3 persen.
Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi sebesar 0,3 persen, Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuzy sebesar 0,3 persen.
Sedangkan, sebesar 0,3 persen masyarakat tidak memilih dan sebesar 27,9 persen masyarakat menjawab tidak tahu.
Survei Populi Center digelar pada 7-16 Februari lalu dengan melibatkan 1200 responden di 120 desa/kelurahan yang tersebar di 120 kecamatan dan di 34 provinsi se-Indonesia.
Survei menggunakan metode acak bertingkat atau multistage random sampling dengan margin of error +/- 2,899 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen dan menggunakan pendanaan internal.