Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kriteria PDI-P untuk Cawapres Jokowi pada Pilpres 2019

Kompas.com - 27/02/2018, 20:15 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PDI Perjuangan tengah mengkaji nama-nama yang akan diusung sebagai calon wakil presiden yang mendampingi Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019.

Partai berlambang banteng bermoncong putih itu kemudian menetapkan sejumlah kriteria cawapres pendamping Jokowi.

"Saya enggak bicara orang per orang. Tapi yang pasti harus bisa menjaga NKRI, menjaga keberagaman, dan mempunyai visi-misi yang sama dengan Presiden yang akan dilantik," ujar Puan saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Selasa (27/2/2018).

Selain itu, kata Puan, sosok cawapres pendamping Jokowi harus bisa memberikan kontribusi yang lebih baik dibandingkan masa pemerintahan di periode pertama.

"Ini kan tujuannya untuk masa depan bangsa, tentu saja diharapkan kepemimpinan presiden dan wakil presiden 2019-2024 akan lebih baik dari periode yang sekarang," ucap Puan.

(Baca juga: Jokowi Punya Tim Internal untuk Godok Cawapres)

Ketika ditanya apakah rekam jejak dan latar belakang seseorang juga menjadi kriteria yang turut dipertimbangkan PDI-P, Puan membenarkannya.

Namun, ia tidak menyebut latar belakang apa saja yang paling berpotensi untuk menjadi pendamping Jokowi.

"Ya kita lihatlah, nama-nama dari berbagai latar belakang sudah kami kaji. Tentu saja ada hitung-hitungan tersendiri yang harus dipertimbangkan. Tapi yang paling pasti harus bisa menjaga kesatuan NKRI," ujar Puan.

Puan sebelumnya mengatakan, kemungkinan cawapres pendamping Jokowi akan diumumkan sebelum Lebaran.

"Pendaftaran (pasangan bakal capres cawapres) kan Agustus 2018 ya. Penetapannya September. Jadi ya (nama-nama bakal cawapres) keluar sebelum Lebaran semua, harusnya ya," ujar Puan.

Saat ini, PDI Perjuangan masih mengkaji nama-nama tersebut. Akan tetapi, Puan menolak menyebutkan siapa saja nama-nama yang masuk dalam kajian.

Kompas TV Semakin besar koalisi, semakin besar pula tantangan untuk mengakomodir kepentingan masing-masing parpol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com