JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menceritakan pengalamannya saat blusukan dengan Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Senin (26/2/2018).
Jokowi menyebut Lagarde terheran-heran dengan program Jaminan Kesehatan Nasional yang diterapkan Indonesia.
"Lagarde terheran-heran bahwa negara dengan pelayanan jasa kesehatan pemerintah yang ratusan juta penduduk seperti JKN ini, di dunia ini mungkin hanya di Indonesia dengan jumlah yang sangat besar," kata Jokowi saat peresmian pabrik bahan baku obat di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (27/2/2018).
(Baca juga : Diajak Jokowi Blusukan, Bos IMF Salah Sebut jadi Blukusan)
Jokowi mengatakan, program JKN berupa BPJS dan KIS saat ini sudah mencakup 193,1 juta masyarakat Indonesia.
Sebanyak 92,4 juta diberikan secara gratis kepada masyarakat kurang mampu.
Secara global, kata Jokowi, layanan kesehatan ini disebut Universal Care. Tak semua negara memberikan jaminan kesehatan seperti ini kepada masyarakatnya.
Umumnya, jaminan kesehatan hanya diberikan di negara yang penduduknya tidak terlalu banyak.
"Ada yang lain tapi jumlahnya kecil-kecil. Bahkan di Amerika dengan 300 juta penduduk, nomor 3 dunia, sistemnya kapitalis, pemerintahnya tidak menyediakan universal care," ucap Kepala Negara.
(Baca juga : Sri Mulyani: Kedatangan Bos IMF Bukan untuk Tawarkan Utang ke Indonesia)
Jokowi meyakini layanan ini punya dampak yang sangat besar untuk masyarakat, terutama yang tidak mampu.
Masyarakat menengah kebawah yang semula menganggap layanan kesehatan adalah kemewahan kini justru menjadikan hal itu menjadi hak yang sangat mendasar.
"Dan ini yang sering saya sampaikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, semua mendapat pelayanan bidang kesehatan," kata Jokowi.
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar dan program jaminan kesehatan yang luas, maka Jokowi meminta pengusaha di bidang ini tidak ragu untuk berinvestasi.
"Investor yang berinvestasi di Indonesia bisa berinvestasi dengan penuh keyakinan karena pasarnya besar sekali," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.