Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pilpres 2019 Isu Sentralnya Mencari Cawapres untuk Jokowi

Kompas.com - 27/02/2018, 10:30 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai wajar jika saat ini muncul banyak nama yang diajukan partai politik sebagai calon wakil presiden mendampingi Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019.

Ari memandang bahwa sosok Jokowi memperoleh dukungan parpol dan memiliki elektabilitas tertinggi.

"Pilpres 2019 ini isu sentralnya 'mencari cawapres' untuk Jokowi, jadi sangat wajar berseliweran banyak nama (cawapres)," ujar Ari kepada Kompas.com, Selasa (27/2/2018).

Dalam beberapa hasil survei, Jokowi memiliki elektabilitas tertinggi meski angkanya mengalami penurunan. Sejumlah parpol pun mulai mengajukan kadernya untuk maju menjadi cawapres.

Baca juga: Soal Cawapres, Hanura Sebut Wiranto Berpengalaman di Pemerintahan

Partai Hanura mengusulkan nama Wiranto dan PKB mendorong ketua umumnya, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, sebagai pendamping Jokowi.

Dari PDI-P, nama Puan Maharani dan Moeldoko juga didengungkan setelah partai berlambang banteng itu menyatakan dukungannya untuk Jokowi.

Menurut Ari, figur cawapres untuk mendampingi Jokowi memang berperan sentral dalam Pilpres 2019.

Ia menuturkan, sosok cawapres Jokowi harus memiliki variabel pertimbangan kebutuhan politik untuk menyikapi tantangan Indonesia ke depan.

Baca juga: JK Tolak Cawapres, Golkar Sodorkan Nama Lain ke Jokowi?

Tantangan Indonesia ke depan, kata Ari, berpusat pada mengatasi kesulitan ekonomi dan menciptakan stabilitas politik yang kuat untuk meneruskan tahap pembangunan yang sudah dilakukan Presiden Jokowi di periode pertama sehingga bisa mengatasi ketertinggalan pembangunan.

"Pak Jokowi butuh pendamping yang bisa membantunya mengatasi kesulitan ekonomi sekaligus menciptakan stabilitas politik yanng terjaga kuat supaya dihasilkan outcome capaian pembangunan yang signifikan pada periode kedua Jokowi," katanya.

Kompas TV Semakin besar koalisi, semakin besar pula tantangan untuk mengakomodir kepentingan masing-masing parpol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com