Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Alvara: Gatot Nurmantyo, Tokoh yang Paling Disetujui Jadi Cawapres Jokowi

Kompas.com - 23/02/2018, 17:23 WIB
Yoga Sukmana,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Joko Widodo masih menjadi tokoh dengan elektebilitas tertinggi sebagai calon presiden 2019. Berdasarkan survei Alvara Research Center, elektabilitas Jokowi mencapai 46,1 persen, unggul dari Prabowo 26,5 persen.

Namun siapakah tokoh yang paling disetujui oleh responden sebagai calon wakil presiden Jokowi di 2019?

"Mayoritas responden menyatakan setuju jika dalam Pilres 2019 Jokowi berpasangan dengan Gatot Nurmantyo," ujar CEO Alvara Hasanuddin Ali di Jakarta, Jumat (23/2/2018).

Berdasarkan survei Alvara, sebanyak 61,9 persen responden menyatakan setuju bila Jokowi menggandeng Gatot Nurmantyo yang merupakan mantan Panglima TNI. Sisanya, 38,1 persen menyatakan tidak setuju.

Baca juga: PDI-P: Pemilihan Cawapres Jokowi Lewat Dialog, Bukan Lihat Siapa Pasang Spanduk

Di bawah Gatot, ada nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Sebanyak 59,6 persen responden menyatakan setuju pria yang kerap disapa Cak Imin itu menjadi pendamping Jokowi. Sisanya sebanyak 40,4 persen responden tidak setuju.

Saat nama Jokowi dipasangkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), 55,5 persen responden menyatakan setuju dan 44,5 persen menyatakan tidak setuju.

Mayoritas responden 53 persen juga setuju Jokowi berpasangan dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Sisanya, 47 persen menyatakan tidak setuju.

Sementara saat nama Jokowi dipasangkan dengan Gubernur DKI Anies Baswedan, mayoritas responden justru tidak setuju. Angka yang tidak setuju mencapai 50,4 persen.

Elektabilitas cawapres

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi nama teratas dengan elektabilitas mencapai 17,2 persen, sebagai Cawapres di Pilpres 2019.

Di bawah AHY, ada Gatot Nurmantyo dengan 15,2 persen, lalu ada Jusuf Kalla 13,1 persen, Anies Baswedan 9,3 persen, dan Muhaimin Iskandar 8,9 persen.

Alvara menilai persaingan kletat akan terjadi untuk memperebutkan posisi bakal Cawapres untuk Jokowi di Pemilu 2019. Melihat kombinasi pemimpin yang diinginkan publik, tiga tokoh dinilai akan bersaing.

Baca juga: Poltracking: Demokrat Bisa "Jual" AHY Cawapres ke Jokowi atau Prabowo

Pertama, AHY sebagai representasi tokoh muda. Kedua, Muhaimin Iskandar sebagai refresentasi tokoh Islam. Ketiga, Gatot Nurmantyo sebagai refresentasi tokoh militer.

Saat disodorkan simulasi Capres-Cawapres, perpaduan sipil militer disukai oleh 93,2 persen responden. Sementara perpaduan tokoh nasionalis-Islam disukai 89,9 persen, Jawa-luar Jawa disukai 82,4 persen, dan tua-muda 84,7 persen.

Survei ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka kepada 2.200 responden yang berusia 17 – 65 tahun dengan margin error 2 persen. Survei dilaksanakan pada 15 Januari- 7 Februari 2018 di enam wilayah besar yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Kompas TV Dukungan ini berasal dari elemen masyarakat yang berada di bawah naungan Forum Nahdliyin Bersatu atau FNB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com