Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Infrastruktur Bagai Dua Sisi Mata Pisau untuk Elektabilitas Jokowi

Kompas.com - 23/02/2018, 09:57 WIB
Moh. Nadlir,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus kecelakaan kerja pada sejumlah proyek infrastruktur pemerintah dianggap menjadi salah satu faktor paling besar yang membuat elektabilitas Presiden Joko Widodo turun.

Berulangnya peristiwa ini membuat pemerintah akhirnya mengambil kebijakan menunda sementara semua pekerjaan tol layang (elevated) di Indonesia.

"Runtuhnya beberapa infrastruktur lebih keras berpengaruh ke elektabilitas (Jokowi)," ujar pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, melalui pesan singkat, Jumat (23/2/2018).

Alasannya, proyek-proyek infrastruktur tersebut kata Hendri, seperti simbol, trofi atau piala Jokowi.

Baca juga: Survei Median: Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Turun, Tokoh Lain Naik

Sebelumnya, Jokowi menuai banyak pujian karena fokus menggenjot infrastruktur dalam negeri.

Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri SatrioKOMPAS.com/Nabilla Tashandra Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio
Oleh karena itu, dengan banyaknya kasus kecelakaan kerja pada proyek infrastruktur, hal itu jelas akan membuat Jokowi sulit menjaga elektabilitasnya tetap tinggi.

"(Jokowi) kolektor infrastruktur. Kalau roboh terus, (Jokowi) bakal repot nahan elektabilitasnya turun," katanya.

Menurut Hendri, pemerintah bisa saja tak mengambil jalan moratorium terhadap semua proyek infrastruktur jalan layang.

Dengan catatan, perhitungannya tepat dan matang atas dampak yang timbul dari kecelakaan kerja pada proyek infrastruktur tersebut.

Baca juga: Cak Imin: Kalau Pembangunan Infrastruktur Kisruh, Presiden yang Kena

Apalagi, pemerintah telah membentuk Komite Keselamatan Konstruksi.

Komite ini bertugas memastikan aspek keamanan dalam setiap pekerjaan konstruksi terpenuhi untuk mencegah kecelakaan.

"Jika perhitungannya matang, pasti tidak perlu moratorium," kata Hendri.

Hendri tak memungkiri, ada faktor lain yang menggerus elektabilitas Jokowi.

Contohnya, insiden pelarangan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan oleh Paspampres beberapa waktu lalu saat final Piala Presiden walaupun sejatinya persoalan itu murni bukan kesalahan Jokowi.

"Iya itu bisa jadi salah satu faktor, tetapi enggak banyak," ucap Hendri.

Kasus terbaru terjadi pada pekerjaan konstruksi Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Selasa (20/2/2018) dini hari.

Baca juga: Ini Kriteria Proyek Infrastruktur Layang yang Dihentikan Sementara

Insiden pada proyek yang digarap PT Waskita Karya (Persero) Tbk ini mengakibatkan tujuh korban luka.

Sebelum peristiwa ini, ada sederet kasus kecelakaan kerja pada proyek yang digarap Waskita. Kasus itu mulai dari Tol Pasuruan-Probolinggo, Tol Pemalang-Batang, hingga Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi.

Selain itu, ada pula proyek kereta ringan (LRT) Palembang dan pekerjaan perimeter selatan Bandara Soekarno-Hatta.

Untuk proyek perimeter akses kereta Bandara Soekarno-Hatta, kasus ini termasuk kasus kegagalan bangunan lantaran proyek tersebut telah diresmikan dan beroperasi.

Selain menimbulkan korban luka-luka, ada pula korban jiwa atas sejumlah kasus kecelakaan yang terjadi.

Kompas TV Padatnya pekerjaan BUMN Karya dinilai menjadi salah satu penyebab banyaknya kecelakaan konstruksi milik pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com