JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus kecelakaan kerja pada sejumlah proyek infrastruktur pemerintah dianggap menjadi salah satu faktor paling besar yang membuat elektabilitas Presiden Joko Widodo turun.
Berulangnya peristiwa ini membuat pemerintah akhirnya mengambil kebijakan menunda sementara semua pekerjaan tol layang (elevated) di Indonesia.
"Runtuhnya beberapa infrastruktur lebih keras berpengaruh ke elektabilitas (Jokowi)," ujar pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, melalui pesan singkat, Jumat (23/2/2018).
Alasannya, proyek-proyek infrastruktur tersebut kata Hendri, seperti simbol, trofi atau piala Jokowi.
Baca juga: Survei Median: Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Turun, Tokoh Lain Naik
Sebelumnya, Jokowi menuai banyak pujian karena fokus menggenjot infrastruktur dalam negeri.
"(Jokowi) kolektor infrastruktur. Kalau roboh terus, (Jokowi) bakal repot nahan elektabilitasnya turun," katanya.
Menurut Hendri, pemerintah bisa saja tak mengambil jalan moratorium terhadap semua proyek infrastruktur jalan layang.
Dengan catatan, perhitungannya tepat dan matang atas dampak yang timbul dari kecelakaan kerja pada proyek infrastruktur tersebut.
Baca juga: Cak Imin: Kalau Pembangunan Infrastruktur Kisruh, Presiden yang Kena
Apalagi, pemerintah telah membentuk Komite Keselamatan Konstruksi.
Komite ini bertugas memastikan aspek keamanan dalam setiap pekerjaan konstruksi terpenuhi untuk mencegah kecelakaan.
"Jika perhitungannya matang, pasti tidak perlu moratorium," kata Hendri.
Hendri tak memungkiri, ada faktor lain yang menggerus elektabilitas Jokowi.
Contohnya, insiden pelarangan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan oleh Paspampres beberapa waktu lalu saat final Piala Presiden walaupun sejatinya persoalan itu murni bukan kesalahan Jokowi.
"Iya itu bisa jadi salah satu faktor, tetapi enggak banyak," ucap Hendri.