Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ujaran Kebencian, Pemerintah Dinilai Tak Berpihak Pada Kelompok Minoritas

Kompas.com - 22/02/2018, 18:31 WIB
Yoga Sukmana,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Amnesty Internasional menilai negara turut andil dalam pelanggaran HAM yang disebabkan oleh ujaran kebencian yang merebak pada 2017.

Sebab, menurut Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid, negara bukan melindungi korban tetapi ikut mendorong korban mengalah terhadap pelaku ujaran kebencian.

 

"Sayangnya sering kali pemerintah menunjukan keberpihakan, atau memaksa kelompok minoritas untuk mengalah," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/2/2018).

Dalam kasus diskusi di LBH Jakarta 2017 silam misalnya, sejumlah massa datang menentang acara diskusi publik karena dituding sebagai aksi mendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ideologi komunisme.

Namun, pihak keamanan justru membubarkan acara diskusi ketimbang menindak tegas kelompok yang menuding acara diskusi sebagai aksi bela PKI dan komunisme.

Baca juga : Maraknya Ujaran Kebencian Berkaitan Erat dengan Politik)

"Saya kira pendekatannya yang keliru. Tujuannya benar tetapi dalam praktiknya jauh dari standar HAM," kata Usman.

Tidak cuma itu, Usman juga menilai kegamangan aparat negara menindak retorika yang berisi kebencian terjadi pada isu lainnya seperti isu anti-Islam atau anti kelompok masyarakat trans gender.

Di Aceh misalnya, aparat keamanan merazia sejumlah salon di Kecamatan Lhoksukon dan Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara pada Sabtu (27/1/2018).

Polisi lantas menangkap 12 waria dan memangkas rambut panjang para waria layaknya seorang pria.

Di tempat yang sama, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Fajrimei A Gofar menilai bahwa persepsi pemerintah keliru menangani persoalan retorika kebencian tidak sepenuhnya benar.

Meski begitu ia juga menyayangkan aksi yang terjadi di Aceh atas razia Waria. Pemerintah, tutur dia, juga menaruh perhatian atas kasus tersebut.

Kompas TV Mendagri akan menindak tegas para calon pemimpin eksekutif maupun legislatif yang terbukti melakukan politik uang pada masa pilkada serentak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com