Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI Perjuangan dan Perjalanan Panjangnya di Pemilu

Kompas.com - 21/02/2018, 07:52 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PDI Perjuangan (PDI-P) merupakan salah satu partai lama yang telah mengikuti beberapa kali pemilu.

Pada Pemilu 2019, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini mendapatkan nomor urut 3.

Seperti apa sejarah pembentukan partai ini dan perjalanan panjangnya mengikuti pemilu?

Sejarah PDI-P

Dikutip dari pdi-perjuangan.or.idPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) merupakan kelanjutan dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang didirikan pada 10 Januari 1973.

PDI merupakan fusi dari sejumlah partai berbasis nasionalis seperti Partai Nasionalis Indonesia (PNI), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), dan Murba.

Baca juga: PDI Perjuangan: Nomor 3 Tidak Hanya Salam Metal...

Selain fusi dari golongan nasionalis, PDI juga terdiri dari fusi partai berbasis agama yakni Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik. Partai-partai ini kemudian disatukan akibat adanya aturan penyederhanaan partai di era Orde Baru.

Dengan demikian, Pemilu 1977-1997 hanya diikuti oleh tiga partai yaitu PDI, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Golkar.

Pada 1993, Megawati Soekarnoputri terpilih menjadi ketua umum hingga periode 1998. Namun, terpilihnya Megawati tak mendapat restu dari pemerintah sehingga muncul konflik internal.

Pada 1996, PDI menggelar kongres pemilihan ketua umum yang ditentang Megawati. Kongres tersebut lantas memilih Soerjadi sebagai ketua umum.

Baca juga: Pilpres 2019, PDI-P Tetap Pilih Jokowi

Saat era reformasi 1998, Megawati kembali mendapat tempat di partai berlambang banteng itu dan diakui sebagai ketua umum. Ia menjabat hingga 2003.

Pada 1999, Megawati mengubah PDI menjadi PDI Perjuangan (PDI-P) yang kemudian dideklarasikan pada 14 Februari 1999 di Istora Senayan, Jakarta. Megawati masih menjabat ketua umum hingga sekarang.

Perolehan suara di pemilu legislatif

Pencapaian PDI Perjuangan pada pemilu mengalami pasang surut. Pada Pemilu 1999, PDI-P memperoleh 33,74 persen suara dengan 153 kursi di DPR.

Akan tetapi, pada Pemilu 2004, suara PDI-P tergerus. Partai ini mendapatkan 18,53 persen suara dengan 109 kursi di DPR.

Baca juga: Hamka Haq: Tak Ada Pembicaraan di PDI-P tentang Prabowo Subianto

Perolehan suara PDI-P kembali mengalami penurunan pada Pemilu 2009, dengan 14,03 persen dan mendapatkan 95 kursi di DPR.

Pada Pemilu 2014, perolehan suara PDI-P yaitu 18,95 persen suara dengan raihan 109 kursi DPR.

Pemilihan Presiden

1999

Megawati Soekarnoputri mendapatkan posisi sebagai wakil presiden mendampingi Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden.

2004

Pada Pilpres 2004, PDI-P mencalonkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi. Pasangan ini kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK) yang memenangkan Pilpres 2004.

2009

Pada Pilpres 2009, PDI-P kembali mencalonkan pasangan Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Prabowo Subianto. Megawati-Prabowo kalah dari pasangan SBY-Boediono.

2014

PDI-P berhasil memenangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Saat itu mereka mengusung Jokowi-JK bersama PKB, Nasdem, dan Hanura. Jokowi-JK berhasil mengungguli pasangan Prabowo-Hatta Rajasa yang diusung Gerindra, PAN, PPP, PKS, dan Golkar.

Harapan PDI-P di Pemilu 2019

Menjelang Pemilu 2019, Megawati Soekarnoputri mengingatkan seluruh partai politik peserta pemilu dan penyelenggara pemilu untuk menjamin hak politik rakyat.

Dalam sambutan saat pengundian nomor urut peserta Pemilu 2019, Minggu (18/2/2018), di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Megawati menyampaikan perjalanan pemilu dari masa ke masa.

Ia mengisahkan dari Pemilu 1955 hingga memasuki era reformasi, dan menjelang Pemilu 2019.

Menurut dia, saat ini banyak persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia.

Megawati berharap agar peserta pemilu tidak melakukan hal-hal yang mengarah pada SARA sehingga menambah persoalan.

"Karena ini demi kebaikan dan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Supaya Republik Indonesia ini tetap berdiri dengan tegak," kata Mega

Kompas TV PDIP merayakan ulang tahun ke - 45 yang bertepatan dengan gelaran Pilkada Serentak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com