Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poltracking: Demokrat Bisa "Jual" AHY Cawapres ke Jokowi atau Prabowo

Kompas.com - 19/02/2018, 16:07 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komandan Satuan Tugas Bersama Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 dari Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjadi kandidat calon wakil presiden dengan elektabilitas tertinggi berdasarkan hasil survei.

AHY mengungguli nama-nama lain, baik saat dipasangkan dengan Joko Widodo maupun Prabowo Subianto.

Hal ini terlihat berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis, Minggu (18/2/2018). Survei Poltracking kali ini dilakukan pada 27 Januari-3 Februari dengan melibatkan 1.200 responden yang di seluruh provinsi di Indonesia.

Survei menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

(Baca juga: SBY: Belum Saatnya Bicara soal Capres dan Cawapres)

Cawapres Jokowi

Saat responden disodorkan 10 nama cawapres untuk Jokowi, AHY unggul dengan mendapat 13,9 persen responden. Di bawah AHY, terdapat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan 10,4 persen, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan 10,1 persen, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 9,1 persen, dan nama-nama lain.

Pada simulasi lima nama cawapres untuk Jokowi, AHY tetap unggul dengan raihan 14,3 persen, disusul Ridwan Kamil 11,3 persen, Anies Baswedan 11,2 persen, Gatot Nurmantyo 10,7 persen, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 7,1 persen.

(Baca juga: Pemilu 2019 Dapat Diikuti Tiga Capres, jika...)

Cawapres Prabowo

AHY juga menjadi kandidat cawapres paling dipilih oleh responden sebagai pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Hanya saja, dalam simulasi ini, nama AHY ditempel ketat oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dalam simulasi 10 nama kandidat cawapres, AHY unggul dengan meraup 15,2 persen suara responden. Di bawahnya terdapat Anies Baswedan yang mendapat 14,1 persen, Gatot Nurmantyo 12,7 persen, dan sejumlah nama lain.

Dalam simulasi lima kandidat cawapres untuk Prabowo, AHY tetap menjadi nomor satu dengan 16,5 persen. Di bawahnya, AHY ditempel tipis oleh Anies 16,4 persen, Gatot 13,5 persen, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan 4,7 persen, dan Ketua MPR Zulkifli Hasan 1,6 persen.

(Baca juga: Pilpres 2019, Fadli Zon Sebut Jokowi dan Prabowo Bakal "Rematch")

Dua kaki

Berdasarkan hasil survei tersebut, Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yudha menilai, Partai Demokrat bisa bermain dua kaki pada Pilpres 2019.

Partai Demokrat bisa "menjual" Agus ke Jokowi atau Prabowo. Apalagi, Partai Demokrat sendiri selama ini mengambil posisi netral, tidak berpihak pada pemerintah Jokowi, namun tidak juga bergabung ke Prabowo sebagai partai oposisi.

"Maka AHY kemungkinan bisa jadi cawapres, kalau Demokrat menawarkan AHY (ke Prabowo atau Jokowi)," kata Hanta.

Apalagi, dengan 10,19 persen suara pada Pileg 2014 lalu, Hanta juga menilai sulit apabila Partai Demokrat harus membuat poros koalisi sendiri. Sementara parpol lain sudah mengarahkan dukungannya ke Jokowi atau Prabowo.

Menurut dia, parpol yang saat ini paling mungkin untuk diajak bergabung dengan Partai Demokrat untuk membentuk poros baru adalah PKB dan PAN.

Namun, kedua parpol tersebut juga tak memiliki tokoh sekuat Jokowi dan Prabowo untuk dipasangkan dengan AHY.

"Jadi bagi Demokrat menawarkan AHY sebagai cawapres (ke Jokowi dan Prabowo), itu kalkulasi yang paling realistis," kata Hanta.

Kompas TV Tidak hanya pilkada serentak 2018, AHY juga diberi tugas kogasma untuk pemenangan pemilu 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com