Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Bicara Regenerasi Demokrat, AHY Bicara Gerilya di Indonesia

Kompas.com - 16/02/2018, 09:22 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com — Regenerasi adalah takdir dan keniscayaan. Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengemukakan hal itu dalam pidato prosesi inagurasi kader baru Partai Demokrat di pelataran rumahnya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (15/2/2018) malam.

Menurut SBY, sudah saatnya yang muda tampil di depan, sementara orang tua Tut Wuri Handayani, mendukung dan menjaga dari belakang.

"Bring back, work hard and never give up," lanjut SBY yang diiringi tepuk tangan tamu undangan.

Kalimat SBY itu seolah menjadi petunjuk bagi publik mengenai nasib sang putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di tahun politik, tahun 2019.

Baca juga: SBY: Sudah Saatnya Orang Tua Tut Wuri Handayani, yang Muda di Depan...

Agus sendiri mengamati-mengamati geliat elektoral atas dirinya. Ia memantau sejumlah lembaga survei nasional yang menempatkan sosok AHY sebagai calon pemimpin alternatif potensial. Diakui, itu menjadi salah satu sumber semangat untuk terus bergelut di dunia politik.

"Jika ada nilai yang baik yang diberikan kepada saya, tentu saya mengamini dan mensyukurinya dan itu akan menambah semangat bagi saya dan teman-teman di Demokrat, teman-teman seperjuangan," kata Agus saat dijumpai usai acara inagurasi itu.

Agus akan terus "bergerilya" ke penjuru Tanah Air. Ia akan semakin rajin mengunjungi daerah-daerah, bertemu dan bersentuhan langsung dengan rakyat, mencoba mengenal, mendengar keluh kesah, dan memahami setiap kebutuhan-kebutuhan mereka.

Namun, Agus mengaku belum mengetahui di ajang kontestasi politik manakah ia akan bertarung.

"Kalau orang mengait-ngaitkan dengan sasaran politik jangka dekat, tentunya saya katakan, apa yang saya lakukan hari ini adalah untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Hanya Tuhan dan sejarah yang akan menakdirkan apakah saya harus masuk kembali ke dalam sebuah kontestasi, kapan dan di mana itu saya belum tahu," ujar Agus.

"Bagi saya, dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya, berkeliling ke seluruh Nusantara, mendengarkan langsung aspirasi masyarakat, mengetahui Indonesia kita yang begitu luas, begitu beragam, begitu kompleks, saya kira itu penting. Saya ingin menjadi seseorang yang lebih memahami dan mencintai negaranya," lanjut dia.

Saat ditanya apakah Agus siap jika ada partai politik yang meminangnya untuk menjadi bakal calon wakil presiden, ia belum bisa menjawab. Menurut dia, tahun politik merupakan tahun yang dinamis.

"Kita lihat nanti, kita lihat nanti. Saya juga tak ingin terlalu membahas hal-hal yang akan terus bergulir. Dalam satu tahun ini, ke depan tentunya akan sangat dinamis. Politik Indonesia juga akan semakin hangat, semakin panas bahkan," ujar Agus.

Mantan anggota TNI berpangkat akhir mayor itu lebih memilih mengencangkan kerja-kerja politik.

Pengamatan Kompas.com, Agus tampil istimewa dalam acara itu. Ia mengenakan kemeja biru muda lengan panjang, celana hitam, dan sepatu kulit semikasual. Agus disambut hangat oleh kader baru serta tamu undangan.

Agus menghampiri satu per satu meja dan menyalami semua yang duduk di sana dari deretan depan sampai belakang.

Meski secara resmi belum memiliki jabatan di struktur Partai Demokrat, Agus diberi waktu untuk menyampaikan pidato penyemangat pertama di depan para kader baru Demokrat, kemudian disusul dengan pidato sang ayah, SBY.

Baca juga: Pilpres 2019 Didominasi Pemilih Muda, Ini Instruksi AHY kepada Kader Baru Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com