Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abu Umar Terlibat Bom Thamrin dan Tahu Rencana Teror ke Istana

Kompas.com - 16/02/2018, 06:19 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada awal Februari 2018, ada penangkapan tiga tersangka teroris di tempat yang berbeda. Namun mereka merupakan satu kelompok. Mereka pernah berencana dan melakukan serangan ke berbagai tempat, mulai dari markas kepolisian hingga Istana Negara.

Salah satu yang ditangkap adalah Muhammad Jefri alias Abu Umar. Ia ditangkap di Indramayu, Jawa Barat.

Belakangan, ia meninggal saat dibawa anggota Densus 88. Polisi mengonfirmasi bahwa Jefri meninggal karena serangan jantung.

Baca juga : Polri: Tersangka Teroris di Indramayu Meninggal karena Serangan Jantung

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, Jefri mengetahui rencana pembuatan bom untuk meneror Istana Negara.

"Pada bulan Agustus 2017, Jefri mengetahui perencanaan pembuatan bom mikro nuc oleh kelompok "Young Farmer" yang akan digunakan untuk menyerang Istana Negara dan PT Pindad," kata Setyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/2/2018) malam.

Bersama dua tersangka lainnya, Andi Rifan Munawar alias Afif dan Agung alias Faruq, mereka merencanakan aksi teror di sejumlah kantor polisi. Setyo mengatakan, Jefri mengaku terlibat dalam pelemparan bom ke Mapolsek Bontoala, Sulawesi Selatan, pada 1 Januari 2018.

Jefri pernah mengikuti kegiatan pelatihan fisik dalam rangka persiapan aksi di daerah Curug Pandawa, Jawa Barat, bersama lima anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah Subang pada 17 Januari 2018.

Mabes Polri menggelar konferensi pers soal kematian teroris di Indramayu, Muhammad Jefri, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/2/2018) malam.KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Mabes Polri menggelar konferensi pers soal kematian teroris di Indramayu, Muhammad Jefri, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/2/2018) malam.

"Jefri juga mengetahui keberadaan tersangka tindak pidana terorisme atas nama Agung alias Faruk yang terlibat rencana penyerangan Mapolres dan Mako Brimob Tolitoli," kata Setyo.

Berdasarkan data Densus 88, Jefri pernah ditangkap pada 13 Februari 2016 di Karawang Jawa Barat.

"Mereka diduga terlibat dengan kasus peledakan bom di Thamrin pada tanggal 14 Januari 2016," lanjut Setyo.

Baca juga : Bom di Vihara Ekayana Terkait Jaringan Abu Umar?

Tersangka Afif dan Agung juga berperan dalam merencanakan penyerangan terhadap Mapolres dan Mako Brimob di Toli-toli, Sulawesi Tengah. Aksi tersebut dilakukan kelompok JAD Tolitoli. Afif menyediakan tempat persembunyian untuk Agung di rumahnya di Panakkukang, Sulawesi Selatan, pada April 2017. Di rumah tersebut juga Jefri ikut bersembunyi sejak 22 hingga 30 Desember 2017.

"Langkah-langkah dari Densus 88 yang dilakukan ini adalah upaya dalam rangka preemptive strike, yaitu mencegah sebelum kelompok-kelompok ini bertindak melakukan serangan atau melakukan aksi terorisme itu sendiri," kata Setyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com