Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Bantah Pihak Keluarga Dihalang-halangi Melihat Jenazah Jefri

Kompas.com - 15/02/2018, 23:19 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto membantah bahwa kepolisian menghalangi pihak keluarga untuk melihat jenazah Muhammad Jefri, teroris yang ditamgkap di Indramayu.

Menurut dia, sebelum jenazah dibalut kafan, keluarga sudah dipersilakan untuk melihat kondisi Jefri.

"Keluarga dari Lampung maupun keluarga dari Indramayu sudah diberi kesempatan oleh rumah sakit untuk melihat," ujar Setyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/2/2018) malam.

Baca juga: Dokter RS Polri Pastikan Tak Ada Bekas Luka di Tubuh Jefri

Keluarga dari Lampung merupakan keluarga asal Jefri. Sedangkan keluarga Indramayu merupakan keluarga dari istri Jefri.

Setelah diotopsi dan diperlihatkan kepada keluarga, jenazah Jefri dibawa ke Lampung untuk dikebumikan.

"Jadi tidak benar bahwa keluarga tidak boleh melihat," kata Setyo.

Pernyataan Setyo diperkuat dengan keterangan dokter Rumah Sakit Polri Kramat Jati yang menangani Jefri, Arif Wahyono.

Arif mengatakan, yang pertama kali datang ke rumah sakit adalah keluarga dari Lampung. Pihak rumah sakit kemudian memperlihatkan jenazah Jefri kepada keluarga.

Kemudian, datang keluarga dari Indramayu yang juga hendak diperlihatkan jenazah Jefri.

"Tapi yang tidak mau lihat justru keluarga dari istrinya. Katanya, sudahlah cukup begini aja," kata Arif.

Baca juga: Polri: Tersangka Teroris di Indramayu Meninggal karena Serangan Jantung

Kematian Jefri sempat menjadi misteri, bahkan sejumlah pihak tak percaya jika otopsi dilakukan sendiri oleh Polri.

Setyo mengatakan, Polri tak menghalangi jika pihak keluarga ingin Jefri diotopsi lagi oleh rumah sakit lain yang dianggap independen.

"Polri akan memberikan kesempatan, tapi yang diberikan kesempatan hanya atas permintaan keluarga kandung," kata Setyo.

Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menemukan banyak kejanggalan dalam kematian Jefri. Salah satunya, ia mendapat informasi bahwa pihak keluarga dilarang membuka kafan jenazah Jefri pada saat diserahkan kepada keluarga.

Dahnil menganggap perlu dilakukan otopsi ulang secara independen untuk melihat secara objektif apakah Jefri meninggal karena komplikasi penyakit atau karena faktor lain

"Jadi, saya berharap Densus 88 dan Kepolisian terbuka, dan bila memang ada kesalahan dan maka harus ada hukuman pidana yang jelas," kata Dahnil.

Kompas TV Salah satunya pelemparan bom molotov di Mapolsek Cluring dan Kantor Samsat Banyuwangi pada 2017 lalu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com