Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisioner Ombudsman Dikritik karena Komentarnya soal Kasus Novel Baswedan

Kompas.com - 14/02/2018, 20:53 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim advokasi Novel Baswedan mengkritisi pernyataan Komisioner Ombudsma Adrianus Meliala terkait berita acara pemeriksaan Novel sebagai korban. Sebelumnya, Adrianus mengatakan bahwa penyidik senior KPK itu terlalu irit bicara dan tidak kooperatif terkait kasus penyerangannya.

Direktur LBH Jakarta Alghiffari Aqsa menganggap pernyataam Adrianus sebagai manuver yang tak masuk akal.

"Adrianus malah menyerang Novel dengan pernyataan yang menilai Novel tidak kooperatif dan tidak terbuka. Novel sebagai korban justru dipersalahkan," ujar Alghiffari melalui keterangan tertulis, Rabu (14/2/2018).

Alghiffari mengatakan, Novel telah diperiksa sebagai korban oleh Penyidik Polda Metro Jaya di Singapura. Kuasa Hukum, dan Biro Hukum KPK di KBRI Singapura mendampingi BAP Novel selama 5-6 jam pada 14 Agustus 2017. Meski dalam keadaan sakit, kata Alghiffari, Novel menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dalam BAP.

Baca juga : Adrianus Sebut Novel Tidak Kooperatif dalam Penyidikan Kasusnya

Ia menilai pernyataan Adrianus semata untuk "cek ombak", melihat reaksi publik merespon penyidikan kasus Novel yang jalan di tempat. Novel seolah ditampilkan sebagai pihak yang menghambat penyidikan karena enggan membeberkan keterangan secara gamblang kepada penyidik.

"Terlihat, polisi tidak mau tampil didepan atas kejanggalan-kejanggalan yang terjadi," kata Alghiffari.

Tim advokasi juga mempertanyakan intensi Adrianus pada pernyataan-pernyataannya sebagai Komisioner Ombudsman. Menurut Alghiffari, semestinya peran Ombudsman adalah mengkritisi pelayanan publik dan buruknya administrasi kepolisian. Bukan dengan menyerang Novel yang merupakan korban kekerasan. Ia mempertanyakan apakah pernyataan Adrianus merupakan sikap pribadinya atau sikap lembaga.

"Jangan sampai Ombudsman justru yang melakukan maladministrasi," kata Alghiffari.


Baca juga : KPK Keberatan Jika Novel Disebut Tak Koperatif Diperiksa Polisi 

Tak hanya itu, Adrianus juga menyebut AL, terduga kuat pelaku Penyerangan Novel merupakan korban maladministrasi polisi. Dengan demikian, BAP Novel harus diulang. Bahkan, kata Alghiffari, Adrianus meminta klarifikasi soal AL ke Polda Metro Jaya dan meminta nama baik AL dipulihkan.

Belum lagi ditambah berbagai kejanggalan yang ditemukan tim advokasi Novel dalam penyidikan Polri. Alghiffari mengatakan, hal itu menunjukkan penyidikan kasus penyiraman air keras terhadap Novel masih belum menunjukkan perkembangan berarti hingga saat ini.

"Bisa jadi apa yang dilakukan Adrianus dan Polri hanyalah drama agar kasus ini terkesan sulit untuk diungkap sehingga proses hukum yang berlarut-larut seolah wajar," kata dia.

Oleh karena itu, tim advokasi Novel kembali mendesak Presiden Joko Widodo untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TPGF) yang terdiri dari tokoh-tokoh, ahli, akademisi, dan praktisi. Pokri juga diminta bekerja secara profesional, terbuka dan independen. Alghiffari juga mengingatkan Ombudsman agar bersikap profesional.

Baca juga : 2017, Tahun Kelam untuk Novel Baswedan dan Pemberantasan Korupsi

"Kepada Ombudsman agar bertindak secara Independen dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap pelayanan publik bukan malah menyerang Novel yang berposisi sebagai korban," kata Alghiffari.

Sebelumnya, Adrianus menganggap kasus ini akan lebih cepat menemui titik terang jika Novel terbuka. Ia mempertanyakan BAP Novel yang hanya terdiri dari tiga lembar.

"Dan asumsi saya bahwa itu (BAP Novel) isinya sumir karena mana ada BAP dalam kasus sebesar itu hanya dua atau tiga lembar saja," kata mantan anggota Kompolnas itu.

Ia mengatakan, usai melihat BAP yang ditunjukkan polisi tersebut, ia menyarankan kepolisian melakukan BAP ulang saat kondisi Novel tengah benar-benar prima.

Kompas TV Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, memenuhi panggilan Polda Metro Jaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Nasional
Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Soal Ahmad Ali Bertemu Prabowo, Surya Paloh: Bisa Saja Masalah Pilkada

Nasional
Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Prabowo Sangat Terkesan Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Hasil Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com