Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Polisi soal Drama Perpisahan Bocah Argentina dengan Ayahnya

Kompas.com - 08/02/2018, 18:45 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Argentina dan Polda Sulawesi Selatan cukup kesulitan memisahkan Alum Langone Avalus (7) dari ayahnya, Jorge Langone, yang membawanya kabur dari Argentina.

Sekretaris NCB-Interpol Indonesia Brigjen Pol Napoleon Bonaparte mengatakan, hubungan Alum dengan ayahnya sangat dekat.

Bahkan, Alum tidak pernah protes dibawa ke luar Argentina dan sempat tinggal di beberapa negara sebelum akhirnya ke Indonesia.

"Pada saat bapaknya menjemput di sekolah, membujuk dia pergi dan langsung ikut. Ternyata langsung dibawa keluar meninggalkan Argentina," ujar Napoleon di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (8/2/2018).

Baca juga: Kapolri Sebut Indonesia Jadi Sorotan karena Kasus Penculikan Anak WN Argentina

Napoleon mengatakan, karena proses hukum di Argentina, maka Jorge dan teman wanitanya, Candela Gutierezz harus dipisahkan dengan Alum.

Jorge dan Candela juga harus menjalani proses di Imigrasi karena masuk Indonesia secara ilegal.

Namun, saat akan dipisahkan, terjadi drama yang cukup panjang antara Alum dan Candela.

"Mereka bahkan butuh waktu lebih dari tiga jam untuk berpisah. Anaknya nangis, bapaknya nangis, kami juga sedih," kata Napoleon.

Kemudian, Alum dibujuk oleh Unit Pelayanan Perempuan dan anak (PPA) Polda Sulawesi Selatan agar kembali riang.

Alum akhirnya bisa dipisahkan dengan ayahnya dan dipertemukan dengan ibu kandungnya, Elizabeth.

Baca juga: Kisah Perjalanan Bocah Argentina yang Diculik Ayahnya hingga Ditemukan di Indonesia

Napoleon mengatakan, selama melarikan diri dari Argentina, Alum tidak bersekolah. Selama itu, Jorge yang berperan sebagai guru.

"Bapaknya yang memberikan pelajaran sendiri. Si anaknya ini jago sekali bahasa Inggris-nya, dan ilmunya bagus," kata Napoleon.

Dari pengakuan Alum, ia merasa lebih nyaman bersama ayahnya. Namun, hukum di Argentina melarang seorang anak dijauhkan dari pemegang hak asuhnya. Bahkan, oleh orangtuanya sendiri.

Menurut dia, hal itu merupakan pelanggaran hukum yang sensitif.

"Di sinilah beda hukum kita dan argentina. Pak dubes bilang, masalah seperti ini, mengambil anak walaupun mengambil anak kandung sendiri dari tangan ibunya yang berhak secara hukum adalah kriminal yang sensitif. Betul-betul ditindak," kata Napoleon.

Kompas TV Seorang pria berusia 65 tahun yang akhirnya bebas setelah seorang hakim membalikkan putusan terdahulu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com