Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI Nilai Perkembangan Dunia Siber Bisa Ciptakan "Serigala" Teror

Kompas.com - 07/02/2018, 13:32 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memaparkan berbagai ancaman nyata yang dihadapi negara saat ini.

Salah satu yang dianggap paling nyata adalah perkembangan dunia internet atau siber.

"Jelas siber, kita lihat adanya berita-berita. Contohnya, dengan kemajuan teknologi kita mudah mem-profiling seseorang," ujar Panglima TNI, seusai menjadi pembicara dalam acara Rakor Kepala Daerah di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (6/2/2018).

Baca juga : Jelang Pemilu, Pemerintah Beri Tugas Khusus untuk Badan Siber 

"Kemudian orang itu akan dibina secara online dan ancamannya menjadi lone wolf, menjadi serigala-serigala tunggal yang siap melakukan teror," lanjut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara itu.

Hadi juga menilai, aktivitas intelijen bisa memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini.

Ancaman dunia siber, kata dia, harus diantisipasi dengan berbagai cara. Salah satunya, meningkatkan sistem keamanan siber.

Selain ancaman siber, menurut Hadi, ada ancaman lain yang perlu diwaspadai yaitu ancaman biologis dan ancaman kesenjangan.

Baca juga: Perintah Menko Polhukam, Counter Attack 2 Juta Serangan Siber Per Hari

Ancaman biologis meningkat karena adanya rekayasa genetika untuk menciptakan virus yang menyasar pangan dan hewan. Tujuannya, untuk menggagalkan panen hingga berkembangnya peternakan atau budidaya perikanan.

Adapun, ancaman kesenjangan yakni terkait dampak yang bisa memunculkan aksi kekerasan akibat kecemburuan sosial.

Kompas TV Direktorat Tindak Pidana Siber Mabes Polri mengungkap kasus penjualan surat sakit palsu melalui sistem online.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com