JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mulai rutin mengunjungi organisasi masyarakat keagamaan dalam beberapa waktu terakhir. Menurut dia, kunjungan itu sudah biasa ia lakukan sebelumnya.
Namun, ada hal yang berbeda dalam beberapa kunjungannya yang terakhir. Ada pesan yang dia tekankan pada pengurus ormas-ormas tersebut karena memasuki tahun politik.
"Saat ini kita menghadapi pilkada, jangan sampai ada konflik terjadi," ujar Tito saat menyambangi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jalan Kramat Raya, Jakarta Timur, Rabu (31/1/2018).
Dalam pertemuan itu juga dihadiri belasan ormas Islam lainnya. Tito mengatakan, hubungan perlu dibangun dengan ormas Islam untuk mendinginkan suasana, bukan untuk berat sebelah dan mendukung pasangan calon tertentu.
Ia menegaskan bahwa posisi Polri adalah netral dalam segala kegiatan politik praktis.
"Kami mohon bantuan dengan ormas, tujuannya membuat pilkada aman, damai, tanpa konflik, dan Indonesia bisa maju," kata Tito.
(Baca juga: Kapolri: Tak Ada Sedikitpun Niat Saya Kesampingkan Ormas Islam Selain NU dan Muhammadiyah)
Kunjungan selanjutnya dilakukan ke kantor DPP Syarikat Islam Indonesia di Grogol, Jakarta Barat, Selasa (6/2/2018). Pesan yang sama juga ditekankan Tito, yakni mendinginkan suasana yang mulai memanas jelang pilkada.
Tito mengatakan, ia ingin memastikan komitmennya sama dengan ormas keagamaan untuk menjaga keutuhan NKRI, toleransi antarumat beragama maupun antarsuku dan ras.
Di samping itu, seluruh elemen masyarakat diminta membangun isu positif yang akan menetralkan gejolak menjelang pilkada.
"Jangan sampai kalah dengan isu untuk kepentingan sektoral yang rawan provokatif dan perpecahan bangsa," kata Tito.
(Baca juga: Temui Pengurus Ormas Syarikat Islam, Ini Permintaan Kapolri)
Tak hanya kepada dua ormas Islam, Tito memastikan dirinya juga akan mendatangi ormas-ormas lain untuk meminta komitmen mereka menyebarkan pesan damai menjelang pilkada.
"Kita tidak mau terjadi pilkada ini yang harusnya jadi pesta demokrasi memilih pemimpin, jangan sampai nanti jadi ajang konflik," kata Tito.
Rencananya, hari ini, Rabu (7/2/2018), Tito kembali melakukan safari keagamaan dengan mengunjungi pemuka agama Ali Bin Abdurahman Assegaf di Majelis Taklim Al-Afaf, Tebet, Jakarta Selatan, serta menyambangi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di Senen, Jakarta Timur.
Ada anggapan safari keagamaan Tito merupakan ajang klarifikasi terkait video pidatonya yang viral di media sosial. Dalam video itu, pernyataan Tito seolah mengesampingkan ormas islam selain Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Tito menepis anggapan itu. Menurut dia, video yang dipotong dari 26 menit menjadi 2 menit itu sudah clear dan tidak dipermasalahkan lagi. Ia menganggap potongan video itu tidak utuh sehingga memunculkan mispersepsi.
"Sedikit pun tidak ada niat dari saya selaku Kapolri, termasuk Polri untuk tidak membangun hubungan dengan organisasi Islam di luar NU dan Muhammadiyah. Polri sangat berkepentingan untuk membangun hubungan baik dengan ormas manapun sepanjang satu visi," kata Tito.
(Baca juga: Anggap Sudah "Clear", Kapolri Tak Akan Putar Video Utuh Pidatonya yang Viral)