Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemukan dengan Korban, Upaya Pemerintah Bangkitkan Empati Eks Narapidana Terorisme

Kompas.com - 06/02/2018, 13:33 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kekerasan tak harus dilawan dengan kekerasan. Hal inilah yang mendasari upaya pemerintah melakukan strategi baru terkait deradikalisasi. 

Akhir Februari 2018, pemerintah akan mempertemukan sekitar 150 mantan narapidana terorisme dengan korban dan keluarga korban terorisme.

Upaya ini bagian dari rekonsiliasi antara dua pihak.

"Menurut saya itu sangat penting sekali," ujar Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif, di Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Baca juga: Akhir Februari 2018, 150 Eks Napi Terorisme Dipertemukan dengan Keluarga Korban

Selama ini, radikalisme tumbuh dan berkembang akibat tertutupnya imajinasi dan pemahaman yang eksklusif dan tidak berdasarkan pada realitas kehidupan.

Menurut Yudi, hal ini membuat rasa empati para teroris terhadap sesama manusia menjadi tertutup.

Bahkan, orang lain dianggap pantas menjadi korban dari aksi-aksi tetorisme karena merasa apa yang dilakukannya adalah perjuangan.

Kini, pasca hukuman pidana dijalani, pekerjaan rumah pemerintah yaitu membangkitkan kembali empati para mantan narapidana terorisme yang sempat hilang.

Yudi menilai, upaya pemerintah mempertemukan mantan narapidana terorisme dengan korban dan keluarga korban menjadi tahap awal dalam membangkitkan empati tersebut.

Baca: Pemerintah Siapkan Program Sosial untuk Keluarga Eks Napi Terorisme

Dengan langkah ini, para mantan narapidana terorisme diharapkan akan melihat langsung kondisi korban dan keluarga korban akibat aksi terorisme.

Ia yakin, radikalisme bisa dilawan dengan pendekatan tersebut karena ada beberapa mantan narapidana terorisme justru tergugah meninggalkan paham radikal setelah adanya pendekatan serupa oleh pemerintah.

Salah satu yang dikenal oleh Yudi adalah adik tersangka bom Bali, Amrozi.

Selain itu, ia juga yakin kebijakan baru pemerintah tersebut akan menekan radikalisme. Alasannya, dalam banyak kasus, kekerasan bisa lahir dari kekerasan sebelumnya.

"Ketika kekerasan ini menemukan satu ruang belas kasih, yang keras itu juga bisa cair," kata dia.

"Singkat kata, perjumpaan mantan teroris dengan korban akan menimbulkan efek simpati, empati, dan dengan itu mungkin akan mempercepat pertaubatan mantan teroris ini," ujar Yudi.

Kompas TV Jokowi menegaskan Indonesia selalu bersama Mesir.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com