Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Menristek Dikti soal Aksi "Kartu Kuning" Ketua BEM UI

Kompas.com - 05/02/2018, 16:07 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir angkat bicara soal aksi "kartu kuning" dan peluit  yang dilakukan oleh Ketua BEM UI Zaadit Taqwa terhadap Presiden Joko Widodo.

Zaadit melakukan aksinya saat Jokowi menghadiri Dies Natalis UI, pekan lalu, sebagai kritik terhadap pemerintah.

Menurut Nasir, aksi simbolik seperti itu tak perlu dilakukan. Jika memang ada tuntutan, seharusnya Zaadit menyampaikan langsung kepada Presiden Jokowi.

"Harusnya dia langsung saja. Orangnya  sudah di depan mata. Apa sih maksudnya. Kalau saya sih lebih baik begitu," ujar Nasir di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Senin (5/2/2018).

Baca juga: Disentil Jokowi, BEM UI Langsung Galang Donasi untuk Asmat

Nasir bercermin dari pengalamannya selama menjabat sebagai Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Sama seperti Presiden, ia selalu menerima kelompok yang mempunyai tuntutan khusus.

Mahasiswa UI memberikan simbol kartu kuning untuk Presiden Joko Widodo saat menghadiri Dies Natalies ke-68 UI, Jumat (2/2/2018).istimewa Mahasiswa UI memberikan simbol kartu kuning untuk Presiden Joko Widodo saat menghadiri Dies Natalies ke-68 UI, Jumat (2/2/2018).

Dengan bertatap muka dan  berbicara langsung, menurut Nasir, dapat membuat persoalan menjadi lebih jelas.

"Saya pernah kumpulkan mahasiswa kelompok Cipayung. Mulai dari PMKRI, GMKI, GMNI, HMI, PMII. Saya ajak bicara, apa sih maksudnya. Kami arahkan ke akademik. Kalau you mau berkegiatan silahkan, asalkan tidak mengganggu akademik kampus. Mereka setuju," ujar Nasir.

Baca juga: Puan Sambut Baik Usulan Presiden untuk Kirim BEM UI ke Asmat

Meski demikian, secara umum, Nasir menganggap aksi Zaadit itu adalah hal biasa dan tidak perlu direspons secara berlebihan.

"Bagi saya, aksi itu hal yang biasa  ya. Biasa saja. Artinya, sesuatu yang tidak perlu direspons berlebihan. Hanya, kalau ketemu langsung ya akan lebih baik," ujar Nasir.

"Kartu kuning" untuk Jokowi

Sebelumnya, Ketua BEM UI Zaadat Taqwa terpaksa diamankan oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) saat Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UI di Balairung, Depok, Jumat (2/2/2018) pagi.

Zaadat mengacungkan buku berwarna kuning usai Presiden Jokowi menyampaikan pidato mengenai perkembangan global serta tantangan yang harus dipenuhi lembaga pendidikan. Ia juga meniup peluit.

"Kita memang ngasih peringatan buat Jokowi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa yang sedang terjadi," kata Zaadit.

Baca juga: Jokowi: Saya Akan Kirim BEM UI ke Asmat biar Lihat Medan di Sana

Usai peristiwa itu, Zaadit mengatakan, ada tiga isu utama yang menjadi sorotan BEM UI. Pertama, adalah gizi buruk dan wabah penyakit di Asmat, Papua, yang kini sudah menewaskan puluhan orang.

Kedua, adalah rencana pemerintah mengangkat penjabat gubernur dari Polri/TNI. Langkah ini dinilai bisa membuat polri/TNI tak netral dalam Pilkada.

Ketiga, BEM UI juga menyoroti adanya draft peraturan baru organisasi mahasiswa (ormawa). Aturan baru itu dinilai mengancam kebebasan berorganisasi dan gerakan kritis mahasiswa.

Kompas TV Hal ini sehingga mahasiswa juga dapat membantu masalah-masalah besar yang tengah dihadapi oleh negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama di Pilkada DKI, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com