Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Presiden PKS: Santai Saja, Kita akan Lakukan Lompatan Besar

Kompas.com - 03/02/2018, 20:10 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta mengatakan bahwa perlu ada lompatan besar untuk memajukan bangsa Indonesia.

Hal tersebut dia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Musyawarah Kerja Nasional Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA-KAMMI).

"Santai saja, kita akan melakukan lompatan besar. Kita akan lakukan rencana besar, tapi tidak usah tegang," ujar Anis di acara Mukernas KAKAMMI di Jakarta, Sabtu (3/2/2018).

Anis mengatakan, untuk mencari arah baru Indonesia, maka harus mendalami sejarah, sejauh mana perjalanan Indonesia sebagai bangsa.

Menurut dia, ada beberapa tahapan sepanjang sejarah yang dilewati Indonesia. Pertama, membentuk Indonesia dari sistem kerajaan menjadi republik.

Kemudian, dilanjutkan dengan membangun bangsa yang modern yang ditandai dengan terbentuknya Orde Lama, Orde Baru, dan era reformasi.

"Ini eksperimen kita sebagai bangsa dalam membangun institusi negara kita sebagai bangsa modern," kata Anis.

Anis mengatakan, Orde Lama berhasil membangun fondasi konstitusi dan kehidupan bernegara. Sayangnya, saat itu negara gagal mewujudkan kesejahteraan sosial yang berujung peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Kemudian, Orde Baru muncul dan kesejahteraan itu terwujud. Namun, di era tersebut pemerintahannya terlalu kuat dan otoriter. Sehingga mereduksi demokrasi yang dibangun sebelumnya.

"Era reformasi datang untuk membuat sintesa bahwa kita bisa mewujudkan demokrasi dan kesejahteraan," kata Anis.

Namun hingga kini, Anis menganggap bahwa demokrasi dan kesejahteraan belum menyatu. Tak hanya sekali, kata "lompatan besar" itu terus diulang-ulang Anis dalam pidatonya.

Ditemui usai acara, Anis menjelaskan lompatan besar yang dia maksud adalah capaian Indonesia selama ini tak sebanding dengan potensi yang dimiliki.

"Indonesia ini kalau punya leadership yang berpengetahuan itu yamg akan membuat kita terbang tinggi. Yang membuat kita terbang rendah karena perangkat pengetahuan kita itu yang tidak jelas," kata Anis.

Menurut dia, pemimpin Indonesia semestinya memiliki cara dan pengetahuan yang memadai untuk "terbang tinggi" dan melakukan lompatan besar. Indonesia, kata Anis, masih menjadi bangsa follower.

"Tempat kita masih jadi medan pertarungan geopolitik negara-negara besar. Karena kita tidak tahu bagaimana protect keamanan mereka," kata Anis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Nasional
Imigrasi Bakal Tambah 50 'Autogate' di Bandara Ngurah Rai

Imigrasi Bakal Tambah 50 "Autogate" di Bandara Ngurah Rai

Nasional
Diminta Timnas Anies-Muhaimin Hadiri Sidang MK, Sri Mulyani Senyum dan Geleng-geleng Kepala

Diminta Timnas Anies-Muhaimin Hadiri Sidang MK, Sri Mulyani Senyum dan Geleng-geleng Kepala

Nasional
Imigrasi Terapkan SIMKIM di PLBN Buat Pantau Pelintas Batas

Imigrasi Terapkan SIMKIM di PLBN Buat Pantau Pelintas Batas

Nasional
Imigrasi Bakal Terapkan 'Bridging Visa' Buat WNA Sedang Urus Izin Tinggal

Imigrasi Bakal Terapkan "Bridging Visa" Buat WNA Sedang Urus Izin Tinggal

Nasional
Muncul Wacana Cak Imin Maju di Pilgub Jatim, Dewan Syuro PKB: Fokus Kawal MK

Muncul Wacana Cak Imin Maju di Pilgub Jatim, Dewan Syuro PKB: Fokus Kawal MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com