Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 30/01/2018, 17:51 WIB
|
EditorDiamanty Meiliana

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti the Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya berpendapat, Indonesia bakal sulit membantu Afghanistan dalam mewujudkan perdamaian melalui rekonsiliasi.

"Persoalan Afghanistan itu tidak semudah membalik telapak tangan. Isu Rohingya yang masih sama-sama ASEAN saja Indonesia tidak banyak merubah keadaan ya, apalagi Afghanistan yang persoalannya akut dan kompleks," ujar Harits kepada Kompas.com, Selasa (30/1/2018).

Di Afghanistan sendiri, lanjut Harits, terdiri dari sejumlah faksi. Mereka masing -masing berebut dominasi atas wilayah di Afghanistan. Kerenggangan hubungan di antara faksi-faksi itu sudah menahun terjadi.

Di luar itu, negara-negara blok barat dan kontra barat juga memiliki kepentingan untuk mengendalikan Afghanistan, terutama pascaruntuhnya Taliban tahun 2000-an hingga sekarang.

Secara teori, lanjut Harits, ide rekonsiliasi yang digagas Indonesia atas persoalan di Afghanistan merupakan ide yang baik dan ideal. Namun, implementasinya sangat sulit.

"Tapi ya lihat saja nanti pascakepulangan Presiden dari Afghanistan ini. Adakah komitmen-komitmen positif dan produktif sebagai tindak lanjut kunjungannya?" ujar Harits.

(Baca juga: Fahri Hamzah Minta Kunjungan Jokowi ke Afghanishtan Tak Didramatisasi)

 

"Jika nyatanya itu tidak produktif dan tidak signifikan, ya berpeluang melahirkan tafsiran dari publik bahwa kunjungannya bisa jadi hanya pencitraan saja," lanjut dia.

Diberitakan Presiden Jokowi melaksanakan kunjungan kenegaraan ke Afghanistan pada 29 Januari 2018.

Selama sekitar enam jam, Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara iriana melaksanakan serangkaian acara, mulai dari pertemuan bilateral, pertemuan dengan Dewan Perdamaian Afghanistan hingga jamuan santap siang.

Jokowi di dalam sebuah pertemuan itu menegaskan, Indonesia siap berkontribusi pada upaya perdamaian melalui rekonsiliasi di Afghanistan.

Salah satu bentuk dari upaya itu adalah melangsungkan acara Pertemuan Ulama Internasional.

"Indonesia siap menjadi tuan rumah (pertemuan ulama internasional)," ujar Jokowi.

Rangkaian acara Presiden Jokowi di Afghanistan berlangsung lancar setelah sempat menjadi kekhawatiran.

Sebab, selama bulan Januari 2018 ini, Kota Kabul ditempa sejumlah serangan teror yang menewaskan seratusan orang.

Kompas TV Presiden akan ke Asia Selatan mulai 24 hingga 29 Januari 2018.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tanggal 23 Maret Hari Memperingati Apa?

Tanggal 23 Maret Hari Memperingati Apa?

Nasional
MUI Minta Isu Politik Jangan Sampai Bikin Bangsa Indonesia Pecah

MUI Minta Isu Politik Jangan Sampai Bikin Bangsa Indonesia Pecah

Nasional
Rutan KPK Gelar Shalat Tarawih, Imamnya Sesama Tahanan

Rutan KPK Gelar Shalat Tarawih, Imamnya Sesama Tahanan

Nasional
Jokowi Beri Arahan Buka Bersama Pejabat-Pegawai Pemerintahan Ditiadakan, Kemendagri Siapkan Surat Edaran

Jokowi Beri Arahan Buka Bersama Pejabat-Pegawai Pemerintahan Ditiadakan, Kemendagri Siapkan Surat Edaran

Nasional
MUI Sebut Kemungkinan Akan Ada Perbedaan Waktu Lebaran 2023

MUI Sebut Kemungkinan Akan Ada Perbedaan Waktu Lebaran 2023

Nasional
Wapres: Saya Mengajak Umat Islam Sambut Ramadhan dengan Gembira

Wapres: Saya Mengajak Umat Islam Sambut Ramadhan dengan Gembira

Nasional
DPR: Jangan Makan-Minum di Ruang Publik, Hormati Mereka yang Berpuasa

DPR: Jangan Makan-Minum di Ruang Publik, Hormati Mereka yang Berpuasa

Nasional
Gus Yahya: Besok Puasa, Malam Ini Bisa Shalat Tarawih

Gus Yahya: Besok Puasa, Malam Ini Bisa Shalat Tarawih

Nasional
Awal Puasa Dimulai Kamis Besok, Menag: Mari Perkuat Ukhuwah Islamiyah

Awal Puasa Dimulai Kamis Besok, Menag: Mari Perkuat Ukhuwah Islamiyah

Nasional
PBNU Umumkan 1 Ramadhan 1444 H Jatuh Pada Kamis Pon 23 Maret 2023

PBNU Umumkan 1 Ramadhan 1444 H Jatuh Pada Kamis Pon 23 Maret 2023

Nasional
Pemerintah Tetapkan Awal Puasa Ramadhan 2023 Jatuh pada Kamis 23 Maret

Pemerintah Tetapkan Awal Puasa Ramadhan 2023 Jatuh pada Kamis 23 Maret

Nasional
Dipimpin Menag Yaqut, Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadhan 1444 H Dimulai Secara Tertutup

Dipimpin Menag Yaqut, Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadhan 1444 H Dimulai Secara Tertutup

Nasional
Lukas Enembe 'Mogok' Minum Obat, KPK akan Koordinasi dengan IDI

Lukas Enembe "Mogok" Minum Obat, KPK akan Koordinasi dengan IDI

Nasional
Kemenag: Insya Allah Besok Mulai Puasa, Malam Ini Shalat Tarawih

Kemenag: Insya Allah Besok Mulai Puasa, Malam Ini Shalat Tarawih

Nasional
Kalah Berturut-turut dari Gugatan Prima, Pakar Kepemiluan: Tim Hukum KPU Harus Dievaluasi Menyeluruh

Kalah Berturut-turut dari Gugatan Prima, Pakar Kepemiluan: Tim Hukum KPU Harus Dievaluasi Menyeluruh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke