Pertemuan keduanya yang begitu hangat tampak seperti dua sahabat yang sudah lama tidak berjumpa.
Presiden Ghani lalu membawa Presiden Jokowi berjalan kaki mengikuti upacara kenegaraan. Terpaan salju mengiringi keduanya berjalan mengecek pasukan kehormatan. Senyum tak pernah lepas dari wajah Jokowi dan Ghani.
Kehangatan juga terasa saat keduanya melaksanakan pertemuan empat mata alias tete a tete dan pertemuan bilateral bersama masing-masing delegasi. Tawa dan canda menghiasi serangkaian pertemuan itu.
Sebagai tanda persahabatan, Presiden Jokowi dan Presiden Ghani bertukar penutup kepala seusai rangkaian pertemuan bilateral.
(Baca juga: Jokowi: Indonesia Siap Menjadi Tuan Rumah Pertemuan Ulama Internasional)
Jokowi menerima longi, topi panjang yang ujungnya menjuntai sampai 7 meter. Sementara Ghani menerima peci hitam yang sebelumnya dikenakan Jokowi.
Setelah itu, keduanya menunaikan salat Dzuhur berjemaah di masjid kompleks Istana. Presiden Jokowi didaulat sebagai imam.
Dalam pernyataan pers bersama, Presiden Ghani mengibaratkan kedatangan Jokowi sebagai turunnya hujan salju.
"Kedatangan Yang Mulia tidak perlu membawa emas, tetapi membawa hujan dan salju. Hujan dan salju merupakan berkah bagi kami. Hujan dan salju tidak pernah memilih akan turun pada orang kaya atau orang miskin," demikian kutipan pernyataan pers Ghani.
Medali untuk Jokowi
Presiden Ghani lalu menjamu makan siang Presiden Jokowi dan rombongan. Di sela jamuan santap siang itu, Presiden Ghani menganugerahkan Medal of Ghazi Amanullah kepada Presiden Jokowi.
(Baca juga: Di Afghanistan, Jokowi Jadi Imam Shalat Presiden Ashraf Ghani)
Medali tersebut merupakan bentuk penghormatan Afghanistan kepada sosok Joko Widodo atas keteguhan dan keberanian dalam memajukan hubungan bilateral Indonesia-Afghanistan, terutama dalam pembangunan perdamaian di Afghanistan.
"Terima kasih atas anugerah Medal of Ghazi Amanullah. Medali ini akan jadi spirit baru upaya meningkatkan hubungan bilateral dan perdamaian," ujar Jokowi.
Presiden Jokowi juga bertemu jajaran Dewan Perdamaian Afghanistan Karim Khalili di Istana Haram Sarai (Wisma Negara). Jokowi di dalam pertemuan itu menegaskan, Indonesia siap berkontribusi pada upaya perdamaian melalui rekonsiliasi di Afghanistan.
Salah satu bentuk upaya itu adalah melangsungkan acara Pertemuan Ulama Internasional.
"Indonesia siap menjadi tuan rumah (pertemuan ulama internasional)," ujar Jokowi.