Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasto: Kami Mendapatkan Berbagai Serangan, Tapi PDI-P Sudah Kenyang...

Kompas.com - 28/01/2018, 17:56 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto mengatakan, partainya diserang sejumlah isu miring di tengah masyarakat.

"Kami kemarin ini, baru mendapatkan berbagai serangan. Untuk calon-calon dari PDI-P. Ada pihak-pihak yang mengatakan, jangan pilih (pasangan calon dari) partai A, jangan pilih partai B, jangan pilih partai C." ujar Hasto dalam Sekolah Calon Kepala Daerah PDI-P di Depok, Jawa Barat, Minggu (28/1/2018).

"Tapi sebagaimana tadi kami katakan, PDI-P itu sudah kenyang dengan berbagai isu negatif," lanjut dia.

Hasto kemudian menyebutkan sejumlah momen sulit Megawati sebagai pemimpin partai di era 90'an. Salah satunya saat Kantor DPP PDI di Jalan Dipenegoro, Jakarta Pusat diserang sekelompok orang.

"Bayangkan kantor partai diserang saat itu. Kami tetap tertib hukum. Kalau mau ikut emosi, seluruh barisan PDI-P di seluruh nusantara sudah bergerak dengan seluruh kekuatannya. Tetapi kita terus diajarkan untuk taat pada hukum," ujar Hasto.

Ia juga menyebutkan saat PDI Perjuangan dilarang ikut Pemilu. Hasto memastikan, PDI-P dapat melalui sejumlah momen kelam itu dan tetap eksis sampai sekarang.

Hasto menegaskan, jangan ada pihak-pihak yang mencoba memunculkan isu negatif kepada PDI Perjuangan. Hal itu dinilai sama saja dengan mengkerdilkan suara rakyat itu sendiri.

"Itu malah mengkerdilkan suara rakyat itu sendiri. Suara rakyat seolah-olah bisa dimanipulasi oleh elit dengan ujaran kebencian, dengan ujaran yang memecah belah bangsa. Padahal 28 Oktober 1928 kita adalah satu bangsa, bertanah air satu, menjunjung tinggi bahasa persatuan," ujar Hasto.

Hasto sekaligus menekankan bahwa seluruh bakal calon kepala daerah yang diusung oleh PDI Perjuangan bukan orang sembarangan.

Mereka memiliki kemampuan, rekam jejak dan profesionalitas yang tak diragukan lagi dalam membangun daerah. Oleh sebab itu, Hasto yakin masyarakat tidak termakan isu negatif tersebut.

Sekolah calon kepala daerah yang digelar pun bertujuan agar para 'jagoan' PDI Perjuangan itu mendapatkan pembekalan tentang ideologi Pancasila. Bisa memahami tata kelola yang baik di pemerintahan, bagaimana memenangkan Pilkada dengan cara-cara positif sekaligus mengimplementasikan visi misi partai dalam kepemimpinan di daerah kelak.

"Oleh sebab itulah sekolah para calon kepala daerah ini diadakan. Sebagai bagian dari keyakinan Ibu Mega bahwa pemimpin haruslah dipersiapkan. Kami PDI-P tetap kokoh meskipun kami sering dideskreditkan dengan berbagai isu yang tidak bertanggung jawab," ujar Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com