Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemenuhan Kompensasi Korban Teror Dianggap Belum Maksimal

Kompas.com - 26/01/2018, 11:17 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

Kompas TV Mantan Teroris Dirikan Pesantren untuk Deradikalisasi

"Korban terlalu lama mengalami ketidakadilan dan menurut saya tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak memenuhi segala haknya," kata Hasibullah.

Meski begitu, kondisi saat ini dianggap lebih baik ketimbang penanganan korban teror di awal tahun 2000-an.

(Baca juga: ICJR: Kompensasi bagi Korban Terorisme Harus Diatur Spesifik)

 

Korban bom Bali, korban bom hotel JW Marriott, hingga korban bom di Kedutaan Besar Australia lambat mendapat penanganan dari pemerintah. Justru, bantuan dari orang asing, yayasan, hingga pihak swasta yang menanggung perawatan mereka.

Korban bom Kedubes Australia, Ramdhani mengatakan, sejak awal terkena dampak bom di samping kantornya, ia belum menerima bantuan pemerintah. Biaya pengobatan selama ini ditanggung Kedutaan Besar Australia.

"Obat obatan, saya dapat kabar, yang jamin dari pemerintah. Nyatanya nol persen. Sampai sekarang kedutaan Australia yang masih menjamin saya," kata Ramdhani.

Akibat peristiwa itu, kepala Ramdhani harua dijahit 17 jahitan karena tertancap beling. Bahkan, hingga sekarang rasa sakit di kepalanya tidak juga hilang. Oleh karena itu, satu bulan sekali, ia mengontrol kesehatan di RS Abdi Waluyo.

"Saya disarankan dokter rutin minum obat. Obatnya cuma sekedar vitamin buat kepala, ada juga buat obat nyeri," kata dia.

Hal senada diutarakan Tita Apriantini, korban bom JW Marriott. Hingga saat ini, biaya pengobatannya dijamin oleh Marriott Committee.

"Waktu dirawat sering dikasih DVD, mau nonton film apa hari ini, mau makan apa hari ini," kata Tita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com