Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memundurkan Lagi Peradaban Politik Indonesia ke 89 Tahun Silam...

Kompas.com - 24/01/2018, 19:51 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA. KOMPAS.com – Kemunculan politik identitas yang berbalut isu politik suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada Pilkada DKI Jakarta 2017 potensial terjadi di Pilkada serentak 2018.

Disadari atau tidak, dibangkitkannya kembali politik identitas dengan narasi kebencian kepada agama atau etnis tertentu di Indonesia membuat peradaban politik kembali mundur.

“Kalau hari ini masih membawa politik identitas, maka secara sadar peradaban politik kita mundur 89 tahun,” ujar Wakil Sekjen PDI-P Ahmad Basarah dalam acara diskusi di Megawati Institute, Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Seharusnya, politik identitas tidak perlu lagi dibangkitkan. Sebab generasi Indonesia awal tahun 1900-an sudah menutup lembaran perdebatan soal keberagaman masyarakat Indonesia.

Kongres Pemuda kedua yang digelar 27-28 Oktober 1928 menjadi langkah maju para pemuda Indonesia untuk tidak lagi berdebat soal keberagaman agama dan suku demi persatuan.

Hasilnya, generasi tersebut sadar akan pentingnya persatuan dan menghasikan sumpah bersama yang dikenal dengan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

(Baca juga: Potensi Politik SARA di Pilkada 2018 Diyakini Minim, Kenapa?)

Staf Ahli Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) Asep Salahudin tidak ingin kejadian di Pilkada DKI Jakarta 2017 terulang di Pilkada serentak 2018.

Menurut Asep, Pilkada DKI 2017 merupakan pengalaman pahit dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Sebab, identitas dipolitisasi untuk kepentingan politik pragmatis.

Padahal, tutur dia, keberagaman identitas masyarakat Indonesia sudah final dan tidak perlu lagi dibawa-bawa ke ranah politik praktis dengan memunculkan isu agama dan etnis.

Para pemuda di Kongres Pemuda 1928, mampu menunjukan sikap seorang negarawan. Meski pemuda Jawa mendominasi kongres, namun bahasa yang dipilih bukan bahasa Jawa, namun Melayu.

“Pada abad ke-20, mereka (pemuda Indonesia) sudah bicara tentang Indonesia yang lapang,” kata dia.

Kini saat politik identitas dengan berbalut isu SARA kembali dimunculkan, Asep bertanya-tanya, jangan-jangan generasi saat ini, dengan segala kemajuan ilmu dan teknologinya, justru tertinggal jauh dari generasi 89 tahun silam.

Kompas TV Kecurangan dan praktik dinasti dalam Pilkada masih jadi momok masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Nasional
Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Nasional
KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

Nasional
PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

Nasional
Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Jokowi Tegaskan Tak Bentuk Tim Transisi untuk Prabowo-Gibran

Nasional
AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward”, Pilkada di Depan Mata

AHY: Mari “Move On” dan “Move Forward”, Pilkada di Depan Mata

Nasional
Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

Cak Imin: Sebetulnya PKB Masih Ingin Hak Angket DPR

Nasional
Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

Pesan Jokowi untuk Prabowo-Gibran: Persiapkan Diri, Setelah Pelantikan Langsung Kerja ...

Nasional
Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Ganjar-Mahfud dan Puan Maharani Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Titiek Soeharto-Didiet Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

PKS Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran: Kita Ucapkan Selamat Bertugas

Nasional
Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Nasional
Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Soal Kabinet, AHY: Jangan Bebankan Pak Prabowo dengan Tuntutan Berlebihan

Nasional
Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com