Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Daoed Joesoef, Mengenang "Emak"...

Kompas.com - 24/01/2018, 09:57 WIB

KOMPAS.com - "Alangkah bahagianya mempunyai emak. Dia yang membesarkan aku dengan cinta keibuan yang lembut. Dia yang selalu memberikan aku pedoman di dalam perjalanan hidup. Dia yang, di setiap langkah, tahap dan jenjang, membisikkan padaku dalam usahaku mengolah budaya kreatif, baik yang terpaut pada ilmu pengetahuan maupun yang menyangkut dengan seni. Dia yang tidak pernah mengecewakan, apalagi menyakiti hatiku. Satu-satunya duka yang disebabkannya adalah ketika dia harus pergi meninggalkan aku untuk selama-lamanya".

Untaian kalimat itu menjadi bagian dari epilog buku "Emak" karya Daoed Joesoef, tokoh pendidikan, yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Pembangunan III di era Presiden Soeharto.

Pada Selasa (23/1/2018), Daoed berpulang, menyusul Emaknya.

Baca juga: Mantan Mendikbud Daoed Joesoef Meninggal Dunia

Berbagai kenangan Daoed Joesoef soal emak, ibu yang melahirkan, mendidik, dan membesarkannya, meninggalkan kesan bagi mereka yang membacanya.

Buku "Emak" terbit pada tahun 2003, ketika Daoed berulang tahun ke-77. Buku setebal lebih dari 400 halaman itu menjadi memoar dan segala kenangan Daoed tentang emak sebagai sosok yang sempurna baginya.

Hampir semua bab pada buku ini, kecuali Bab I, selalu diawali dengan "Emak dan...".

Kenangan Daoed akan sosok emak tak hanya soal kelembutan kasih sayang, tetapi juga bagaimana emak menjadi "dunia" baginya. Dengan segala keterbatasannya, emak memperkenalkan banyak hal dengan caranya.

Buku Emak karya Daoed Joesoef.KOMPAS.com/INGGRIED DWI W Buku Emak karya Daoed Joesoef.
Daoed menyebut emak sebagai "jiwa rumah tangga".

"Kami tak berani membayangkan bagaimana jadinya hidup tanpa emak, walaupun dia sendiri sering mengatakan bahwa bapaklah yang membanting tulang menjadi pencari nafkah utama bagi seluruh keluarga," tulis Daoed, mengawali Bab I "Emak" (hal 1).

Secuplik kisah emak

Pada salah satu bagian bukunya, Daoed juga menggambarkan sosok emaknya sebagai seseorang yang punya prinsip, pendirian, dan kemauan yang kuat. Di Bab X "Emak dan Keretangin", Daoed menceritakan bagaimana emaknya ingin belajar naik keretangin (sepeda).

Alasannya sederhana, agar bisa pergi lebih jauh dalam waktu yang singkat dan bisa membawa belanjaan lebih banyak.

Baca juga: J Kristiadi: Daoed Joesoef Tokoh Pendidik Berintegritas dan Konsekuen

Ketika emak menyampaikan ini, tutur Daoed, ia, bapak, dan saudara-saudaranya terhenyak. Berikut percakapan emak dan bapak yang dituangkan Daoed pada bagian ini:

"Nik, kita ini tidak muda lagi," kata bapak sejenak kemudian.

"Sejak kapan ada pembatasan umur untuk berkeretangin?" sambut emak.

Halaman:


Terkini Lainnya

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com