JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Jerry Sumampouw khawatir hubungan DPR RI dan KPK kembali tidak harmonis jika Bambang Soesatyo alias Bamsoet menjadi Ketua DPR RI menggantikan Setya Novanto.
Pasalnya, Bamsoet menjadi salah seorang saksi dalam kasus korupsi e-KTP yang tengah ditangani KPK. Hal itu pun dikhawatirkan menuai konflik kepentingan yang berujung pada konflik antarlembaga.
"Kapan hari saja beliau dipanggil KPK, tapi tidak hadir. Kalau ini (pelantikan) Bamsoet ini dipaksakan, bisa membuat DPR dan KPK ini (konflik) berapa jilid lagi? Kan jilid satu dan dua kemarin sudah," ujar Jerry saat ditemui di bilangan Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (15/1/2018).
Baca juga : Disebut di Sidang E-KTP, Bambang Soesatyo Bantah Pernah Tertekan Saat Diperiksa KPK
Meskipun Bamsoet dilantik menjadi Ketua DPR RI, lanjut Jerry, KPK tidak akan mungkin menghentikan kasus yang melibatkannya. KPK dipastikan akan tetap memanggil Bamsoet untuk mendapatkan keterangan terkait dugaan korupsi tersebut.
Dalam proses inilah Jerry khawatir DPR RI dengan KPK memasuki bab kelam yang pernah terjadi sebelumnya. Salah satunya adalah peristiwa "Cicak vs Buaya".
"Kalau misalnya nanti malam dilantik, kemudian muncul panggilan kedua dia tidak datang juga. Terus sampai panggilan ketiga hingga pada akhirnya dipanggil paksa. Bayangkan saja ketua DPR dipanggil paksa, ini pasti akan ramai lagi," ujar Jerry.
Baca juga : Ada Kegiatan Golkar, Bambang Soesatyo Tak Penuhi Panggilan KPK
Jerry menyarankan internal Golkar mengubah keputusannya terkait penunjukan Bamsoet. Golkar diharapkan menunjuk sosok yang bersih dan profesional demi masa depan partai berlambang pohon beringin itu sendiri.
Diberitakan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto resmi menunjuk anggota Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo alias Bamsoet sebagai Ketua DPR menggantikan Setya Novanto.
Pengumuman tersebut disampaikan oleh Airlangga di ruang rapat Fraksi Partai Golkar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.