Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Penegak Hukum Mengejar Koruptor Dinilai Ketinggalan Zaman

Kompas.com - 14/01/2018, 19:33 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsultan hukum dan praktisi pelacakan aset pidana, Paku Utama, menilai cara koruptor menyembunyikan aset hasil pidana lebih pintar dibanding para penegak hukum.

Menurut Paku, saat ini penegak hukum di Indonesia masih berpusat pada pelacakan orang, bukan aset yang dimilikinya.

Dengan cara seperti itu, negara memang bisa membuktikan orang tersebut bersalah, tetapi tidak dapat merampas aset hasil korupsinya.

"Mindset harus diubah. Jangan mengejar orang, orang bisa meninggal. Kita fokus ke asetnya," kata Paku dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu (14/1/2018).

Ia juga menilai bahwa pendekatan para penegak hukum di Indonesia dalam menelusuri aset koruptor masih normatif, yakni mendatangi lembaga negara resmi.

Padahal, banyak koruptor yang memiliki aset atas nama orang dekatnya, bukan nama pribadi. Hal ini seringkali menyebabkan aparat penegak hukum tertipu.

"Kita melacak lewat PPATK. PPATK kan yang terdaftar. Padahal kan banyak yang enggak terdaftar, antara orang, kejahatan, dan asetnya diputus," kata dia.

Paku mengingatkan agar penegak hukum mengubah paradigma mengejar koruptor, serta lebih jeli dalam melihat kepemilikan aset yang kerap menggunakan nama orang lain.

Ia menyarankan agar penegak hukum memanfaatkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) untuk menjerat koruptos.

Dalam undang-undang tersebut, penegak hukum tak harus membuktikan tindak pidana awal seseorang. Pelaku justru diminta membuktikan bahwa aset yang dimilikinya tidak berasal dari tindak pidana.

Undang-undang tersebut bisa digunakan oleh jaksa untuk menuntut jika total penghasilan tersangka tidak sesuai dengan aset yang dimiliki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com