Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Kenapa Jokowi Bangun Banyak Bendungan di NTT...

Kompas.com - 09/01/2018, 23:30 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyadari bahwa persoalan utama di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah ketersediaan air.

Maka, tidak heran Presiden Jokowi menyetujui pembangunan tujuh bendungan di NTT.

"Provinsi yang lain satu, satu, satu. Ada yang dua. Tapi yang tujuh ya hanya di NTT ini," ujar Jokowi dalam pidato peresmian Bendungan Raknamo di Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (9/1/2018).

Namun, rupanya terdapat cerita menarik di balik pembangunan tujuh bendungan itu.

Jokowi mengatakan, awalnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di awal pemerintahannya hanya merencanakan membangun tiga bendungan saja di NTT.

Namun, hal itu berubah setelah Gubernur NTT Frans Lebu Raya menelepon Jokowi.

"Pak Gubernur menyampaikan ke saya, telepon bolak-balik, siang malam. Pertamanya diberi tiga minta tambah dua. Diberi lima minta tambah dua lagi menjadi tujuh," ujar Jokowi.

(Baca juga: Jokowi: Kunci Masalah di NTT Itu Hanya Air)

 

Spontan, masyarakat Kupang yang hadir dalam peresmian bendungan tersebut tertawa terbahak-bahak dan bersorak riuh rendah.

Bahkan Frans yang juga hadir bersama sang istri ikut tertawa.

Akhirnya, Presiden menyetujui pembangunan tujuh bendungan di NTT.

Tidak berhenti sampai di situ, Gubernur Frans rupanya tidak menyerah dengan menghubungi Jokowi lagi untuk meminta membangun dua bendungan lagi.

"Itupun masih telepan-telepon, minta tambah dua lagi. Sudah tujuh ya, saya sampaikan. Jangan tambah lagi. Sudah stop. Nanti tambahnya embung-embung sajalah. Embung itu boleh," ujar Jokowi.

(Baca juga: Cerita Jokowi Tidak Mandi Saat Kunjungan ke NTT...)

"Karena apa? Waduk-waduk besar seperti ini, bendungan besar, itu membutuhkan uang yang tidak sedikit, membutuhkan anggaran yang tidak kecil," lanjut dia.

Selain itu, Presiden Jokowi ingin melihat apakah bendungan-bendungan tersebut dapat meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan masyarakat atau tidak.

Jika dirasa masih membutuhkan bendungan, pemerintah pusat pun siap membangun yang lain.

Dari tujuh bendungan yang direncanakan dibangun di NTT, baru Bendungan Raknamo yang rampung 100 persen. Sisanya bervariasi kondisinya.

Tiga bendungan masih dalam tahap konstruksi, yakni Bendungan Rotiklot, Napun Gete dan Temef.

Sementara itu, tiga bendungan lain yang masih dalam tahap pembebasan lahan, yakni Bendungan Mbay, Manikin dan Kolhua.

Kompas TV Presiden didampingi ibu negara Iriana Joko Widodo dan sejumlah menteri kabinet kerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com