JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) harus memutar otak kembali setelah beberapa partai politik yang awalnya setuju berkoalisi mengusung calon kepala daerah, justru begitu saja pergi memutuskan hubungan.
Menurut Presiden PKS Sohibul Iman, hal ini terjadi setelah PKS memutuskan untuk bergabung bersama Partai Gerindra dan PAN di lima daerah Pilkada.
"Ada beberapa calon yang sudah sesungguhnya kami sepakati berpasangan tetapi kemudian dalam tanda petik dicerai," ujarnya di Jakarta, Kamis (4/1/2017).
Sohibul mencontohkan yang terjadi di Jawa Barat. Setelah memilih keluar dari poros Demokrat dengan Deddy Mizwar-nya, 4 pasangan calon kepala daerah yang mengusung kader PKS justru dibatalkan.
Empat daerah yang dimaksud oleh Sohibul yaitu di Pilkada Kabupaten Subang, Kota Bekasi, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Majalengka.
(Baca juga : PKS: Deddy Kalah Nyunda, Nyakola, Nyantika, dan Nyatria)
Hal serupa juga terjadi di Jawa Tengah. Saat PKS maju bersama Gerindra mengusung Sudirman Said sebagai bakal calon Gubernur Jawa Tengah, pasangannya di Karanganyar diceraikan oleh Golkar.
"Kami harus bekerja keras di sisa waktu yang ada. Tetapi kami memandang itu sebagai dinamika demokrasi," kata Sohibul.
Sebenarnya, kata dia, di luar 5 daerah koalisi PKS-Gerindra-PAN, PKS membuka diri berkoalisi dengan partai lainnya.
Misalnya di NTT dan NTB, PKS menjalin kerja sama dengan Demokrat meski di Jawa Barat, kedua partai itu bercerai.
Demokrat dikabarkan membangun kerja sama dengan Golkar, sementara itu PKS merapat ke Gerindra mengusung Sudrajat.