Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Terbentuknya Elek Yo Band, Grup Musik Kabinet Jokowi..

Kompas.com - 03/01/2018, 18:40 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Elek Yo Band, grup musik bentukan sejumlah menteri dalam Kabinet Kerja, mendapatkan apresiasi dari Presiden Joko Widodo. Apresiasi disampaikan Jokowi saat membuka rapat kabinet paripurna pada Rabu (3/1/2018) hari ini.

Lalu, bagaimana cerita terciptanya Elek Yo Band ini?

"Itu dadakan saja karena Pak Pratikno (Mensesneg) mantu itu kan. Terus beliau, Pak Pratik minta, 'Ini kalau menteri-menteri bisa tampil, keren nih'. Ya sudah, akhirnya kami latihan lah," kata Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, gitaris sekaligus vokalis Elek Yo Band.

Hanif mengatakan, Elek Yo Band dua kali latihan sebelum tampil di resepsi pernikahan putri Pratikno di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Elek Yo Band juga sempat melakukan gladi resik satu kali sebelum tampil di atas panggung.

"Jadi totalnya tiga kali. Dua kali di Jakarta, satu kalinya di Yogya," kata Hanif.

(Baca juga: Buka Rapat Kabinet, Jokowi Bicara soal "Elek Yo Band")

Hanif bersama para menteri lain sampai menyewa studio untuk latihan. Latihan dilakukan setelah para menteri selesai melakukan rapat kabinet di Istana Bogor.

"Ingat enggak waktu rapat kabinet terakhir di Bogor itu? Nah itukan malam selesainya. Selesai rapat itu sudah sekitar pukul 07.00 malam. Nah habis selesai rapat, kami itu langsung ke studio. Nah sekitar pukul 09.00 malam kami latihan itu," kata Hanif.

Total, ada empat lagu yang dibawakan Elek Yo Band dalam acara pernikahan putri Pratikno, yaitu "Ku Tak Bisa" dan "Balikin" dari Slank, "Bento" dari Iwan Fals, serta "Rumah Kita" dari God Bless.

Khusus lagu Slank dan Iwan Fals, itu adalah permintaan langsung dari Presiden Jokowi.

"'Balikin', sama 'Bento'. Beliau minta itu," kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini.

(Baca juga: Saat Tiga Menteri Jokowi dan Ganjar "Nge-Band", Nyanyi Lagu "Bento")

Selain Hanif, personil Elek Yo Band ini yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono pada drum, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf pada keyboard, serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada gitar akustik dan vokal.

Ada pula Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki pada vokal.

"Sebenarnya, Bu Menlu mau menyanyi 'Terajana', lagu dangdut, tapi karena keburu dipanggil untuk foto, enggak jadi," kata Hanif.

Hanif mengatakan, pembentukan Elek Yo Band ini sebenarnya hanya keisengan dari para menteri. Namun di balik itu, juga bisa menjadi sarana menteri untuk berkumpul dan menjaga kekompakan.

Hanif mengaku sudah banyak yang menawari Elek Yo Band manggung.

"Banyak. Beberapa TV sudah minta, juga ada media mau ulang tahun mengundang kami. Saya enggak sebut dulu. Kawinan pasti. Tadi Pak Wapres juga bilang, 'Ini saya mau ngawinin kemenakan ini'," kata Hanif tertawa.

Saat ditanya apakah Elek Yo Band akan dijadikan pekerjaan sampingan, Hanif menjawab bahwa hal itu diserahkan kepada manajernya saja, dalam hal ini adalah Presiden.

Saat ditanya tarif sekali manggung, Hanif berkelakar Elek Yo Band akan memasang tarif mahal.

"Kami mahalin saja biar enggak sering-sering diundang. Kalau sering-sering diundang lama-lama enggak kerja," seloroh Hanif.

Kompas TV Menteri-menteri kabinet kerja ternyata punya darah seni yang tidak bisa dianggap main-main.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com