Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tjakrabirawa, Paspampres Generasi Pertama dari Kisah Wayang Kulit

Kompas.com - 03/01/2018, 09:12 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasukan pengamanan presiden (Paspampres) merupakan elemen penting dalam pengamanan orang nomor satu di Indonesia. Kita mengenal pasukan Tjakrabirawa sebagai Paspampres generasi pertama.

Tjakrabirawa lahir di era kepresidenan Soekarno. Ia terbentuk setelah Bung Karno beberapa kali mengalami percobaan pembunuhan. Kala itu, pengamanan Presiden Soekarno masih dipegang oleh polisi dengan nama Detasemen Kawal Pribadi (DKP).

Selepas percobaan pembunuhan Soekarno saat shalat Idul Adha pads 1962, muncul usulan pembentukan Paspampres dari Departemen Pertahanan dan Keamanan. Namun, Bung Karno sempat menolak lantaran merasa sudah cukup aman dengan pengamanannya saat itu.

Mantan Wakil Komandan Tjakrabirawa, Maulwi SaelanRyadi, Kartono Mantan Wakil Komandan Tjakrabirawa, Maulwi Saelan
Kemudian, ajudan Bung Karno, Letnan Kolonel Corps Polisi Militer (CPM) Sabur menghadap untuk menyerahkan daftar nama calon komandan Pasukan Pengawal Istana Presiden. Mereka ialah Kolonel CPM Sutardhio, Sabur sendiri, dan Mayor RPKAD Santoso.

Baca juga : Telusuri Jejak Soekarno, Putra Mantan Anggota Cakrabirawa Bersepeda Keliling Indonesia

Soekarno akhirnya menunjuk Sabur menjadi pemimpin Pasukan Pengawal Istana Presiden.

Dalam menyusun rencana pembentukan pasukan tersebut, Sabur dibantu Mayor CPM Maulwi Saelan, Mangil dari kepolisian, dan dua orang mayor masing-masing dari Angkatan Udara dan Laut.

"Saya termasuk yang ikut dipanggil dari Makassar untuk ikut menyiapkan pembentukan resimen tersebut sekaligus ditunjuk sebagai kepala stafnya," papar Maulwi dalam buku "Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno".

Pasukan tersebut sejak awal memang diisi prajurit terbaik dari masing-masing matra pada saat itu yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan kepolisian.

Bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Bung Karno mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No. 211/Pit/1962 tentang resimen khusus yang bertugas menjaga keselamatan pribadi Presiden dan keluarganya.

Baca juga : 72 Tahun Lalu, Perintah Rahasia Bung Karno dan Lahirnya Paspampres

Karena kegemarannya menonton wayang kulit, Bung Karno menamai pasukan tersebut "Tjakrabirawa".

Tjakrabirawa ialah senjata pamungkas yang sangat ampuh milik Batara Kresna. Senjata tersebut merupakan penumpas semua kejahatan dalam lakon wayang purwa. Pasukan Tjakrabirawa memiliki semboyan Dirgayu Satyawira yang artinya prajurit setia berusia panjang.

"Dalam pelaksanaan tugas tersebut, kami berpedoman pada apa yang tertulis dalam badge Resimen Tjakrabirawa, Dirgayu Satyawira, artinya prajurit terpercaya yang menjaga keselamatan kepala negara," kata Maulwi mengisahkan.

****

Pada 3 Januari 2018, Paspampres tepat berusia 72 tahun. Di usia yang tak lagi muda, segudang cerita menarik menyertai kerja Paspampres selama ini. Maka dari itu, selama dua hari, mulai Rabu (3/1/2017) hingga Kamis (4/1/2017), Kompas.com akan menurunkan cerita-cerita menarik dan inspiratif seputar kerja Paspampres dari masa ke masa.

Kompas TV Wapres Jusuf Kalla berlibur di kawasan Nusa Dua, Bali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com