Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LBH Masyarakat: Kebijakan Narkoba di Indonesia Butuh Arah, Bukan Darah

Kompas.com - 28/12/2017, 22:07 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - LBH Masyarakat mengecam keras sejumlah pernyataan Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Budi Waseso, pada rilis pers akhir tahun BNN Rabu (27/12/2017) kemarin.

Pernyataan-pernyataan keras yang dilontarkan pada rilis pers tersebut tampak seperti sebuah upaya pencitraan heroik yang berlebihan, yang sesungguhnya tidak menolong upaya pengentasan kejahatan narkotika dalam tataran riil.

"Kebijakan narkoba di Indonesia butuh arah, bukan darah," kata Analis Kebijakan Narkotika LBH Masyarakat Yohan Misero dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/12/2017).

Yohan mencatat, dalam rilis pers BNN kemarin, Budi Waseso berkata bahwa ada 79 orang yang telah ditembak mati dan 58.365 orang yang ditangkap. Budi Waseso juga berkata bahwa ia berharap puluhan ribu orang ini melawan saat penangkapan atau penggerebekan sehingga BNN punya justifikasi untuk menembak mati mereka.

Baca juga : Budi Waseso: Pengedar Narkoba Tahun Baru Tak Lagi Ditangkap, tetapi Ditindak Tegas

Namun, LBH Masyarakat memandang apabila memang BNN serius untuk melakukan pemberantasan terhadap peredaran gelap narkotika, seharusnya BNN menghimpun informasi lebih banyak untuk mengungkap betapa luas peredaran gelap narkotika dilakukan.

"Hal ini tidak akan tercapai ketika orang yang dapat menyampaikan informasi ini dihilangkan nyawanya," kata Yohan.

Maka, lanjut Yohan, sejatinya menembak mati seorang terduga peredaran gelap narkotika adalah kemunduran terang-terangan dalam upaya pemberantasan. Langkah ini juga bisa dikatakan sebagai sesuatu yang gegabah atau gagah-gagahan belaka.

"Mengingat tembak mati akan memutus rantai informasi peredaran gelap narkotika, maka pertanyaannya adalah mengapa BNN justru ingin menutup informasi tersebut dari publik?" kata Yohan.

Baca juga : Budi Waseso Perintahkan Tangkap Pemilik Diskotek MG Hidup atau Mati

Menurut Yohan, Budi Waseso juga berkata bahwa ia lebih menyukai intervensi tembak mati daripada eksekusi hukuman mati karena lepas dari pro-kontra dan tidak berlarut-larut. Yohan menilai, pernyataan ini seakan disampaikan dengan maksud untuk mempercepat proses penindakan.

Yohan menegaskan, hal ini sesungguhnya tidak tepat sama sekali. Sebab, BNN adalah lembaga penegak hukum dan sudah seharusnya BNN menegakkan hukum dengan memperhatikan rambu-rambu yang sudah disediakan hukum.

"Prosedur hukum ada untuk melindungi masyarakat sipil dari kesewenang-wenangan penegak hukum. Oleh karenanya hal ini wajib diperhatikan oleh BNN," ucap Yohan.

Yohan juga mengkritik pernyataan Budi Waseso yang menyebut eksekusi terpidana mati kasus narkoba dilakukan secara diam-diam dan baru disampaikan kepada publik setelah tiga tahun.

Baca juga : Budi Waseso: Petani Ganja di Aceh Hanya Dimanfaatkan Bandar Narkoba

Hal ini sesungguhnya sangat berbahaya karena membuat tindakan penegak hukum sulit dipantau publik, menghilangkan kesempatan keluarga untuk berinteraksi dengan terpidana, serta menempatkan Indonesia dalam sorotan dunia internasional lebih dalam ketika pihak kedutaan tidak dapat memantau nasib warga negaranya yang terancam hukuman mati.

Yohan mengatakan, LBH Masyarakat mendukung sepenuhnya tujuan BNN untuk mengentaskan peredaran gelap narkotika. Namun penting untuk menghormati hukum dan juga hak asasi manusia dalam konteks apapun.

"Sejarah menunjukan pada kita bahwa rezim-rezim yang zalim diawali dengan pembiaran terhadap pelanggaran-pelanggaran semacam ini," kata Yohan.

Kompas TV Setelah dilakukan tes urine, seorang pilot maskapai penerbangan Citilink menunjukkan hasil positif mengonsumsi narkoba.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com