Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Baswedan Disebut Pesimistis Kasus Penyerangan ke Dirinya Tuntas

Kompas.com - 27/12/2017, 14:14 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan disebut telah pesimistis dengan upaya penuntasan kasus penyiraman air keras kepada dirinya pada 11 April 2017 lalu.

Apalagi, masih ada desakan dari sejumlah anggota DPR RI yang ingin proses penuntutan kasus dugaan penganiayaan pencuri sarang burung walet di Bengkulu yang terjadi 2004 silam dilanjutkan. Saat itu Novel menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Bengkulu.

Selain itu, permintaan istri Novel Baswedan untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo belum juga dipenuhi. Padahal, istri Novel ingin menyampaikan sejumlah hal yang dianggap penting bagi penuntasan kasus penyiraman air keras tersebut.

"Novel nyaris pesimistis dengan semua itu," ujar anggota tim kuasa hukum Novel Baswedan, Dahnil Anzar Simanjuntak, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Rabu (27/12/2017).

(Baca juga: Upaya Polisi yang Belum Juga Mampu Menguak Misteri Penyerangan Novel)

Karena itu, saat ini Novel hanya fokus pada penyembuhan matanya. Sebab, mata kiri Novel terancam mengalami kebutaan permanen.

"Sekarang hanya berkonsentrasi pada upaya proses penyembuhan matanya. Jadi nyaris sekarang pikirannya adalah upaya bisa kembali agak normal. Karena enggak mungkin bisa normal, Novel jelas alami kecacatan pada mata," ucap Dahnil.

(Baca juga: Awal Februari, Novel Baswedan Akan Jalani Operasi Kornea Artifisial)

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menjalani pemeriksaan usai penyerangan terhadap dirinya, Jakarta, Rabu (25/10/2017).Dokumentasi KPK Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menjalani pemeriksaan usai penyerangan terhadap dirinya, Jakarta, Rabu (25/10/2017).
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah itu pun menyesalkan sikap Presiden Jokowi yang acuh atas apa yang telah dialami oleh Novel.

Padahal, Novel telah memberikan upaya yang maksimal guna mengungkap berbagai kasus korupsi di Tanah Air melalui institusinya yakni lembaga anti-rasuah.

"Itu saya pikir adalah utang republik ini. Sayangnya Jokowi tidak memberikan apresiasi, tidak memberikan upaya yang maksimal untuk mengungkap kasus ini," kata Dahnil.

"Kami, termasuk teman-teman masyarakat sipil, akan terus mengawal kasus ini. Mendorong melalui tim gabungan pencari fakta (TGPF). Karena melalui TGPF inilah semua yang tadi perlu disampaikan akan dibuka secara terang benderang," ujar dia.

Wajah Novel Baswedan disiram air keras seusai menunaikan shalat subuh berjemaah di Masjid Al Ikhsan, Jalan Deposito RT 03/10, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 11 April 2017.

Seusai mendapat serangan secara fisik, Novel dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sore harinya, Novel dirujuk ke Jakarta Eye Center.

(Baca juga: Kenapa Sketsa Penyerang Novel Baru Muncul Setelah 226 Hari?)

Luka parah pada kedua mata Novel akibat siraman air keras ternyata tak cukup ditangani di Indonesia. Pada 12 April 2017, dokter merujuk agar Novel mendapatkan perawatan mata di Singapura.

Pada 17 Agustus 2017 lalu, Novel menjalani operasi pertama di Singapura.

Hingga saat ini, kasus penyiraman air keras terhadap Novel belum juga menemukan titik terang. Setelah lebih dari delapan bulan sejak penyerangan dilakukan, polisi belum juga menetapkan satu pun tersangka.

Kompas TV 2 Sketsa dari wajah terduga pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan telah disebar ke seluruh kantor polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com