Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghayati Relevansi Ajaran Gus Dur di Era Milenial

Kompas.com - 23/12/2017, 21:52 WIB

JAKARTA, Kompas.com -  Untuk dapat menyelami nilai-nilai toleransi dan Bhinneka Tunggal Ika, seseorang tidak perlu hidup sezaman dengan Gus Dur. Meskipun, generasi milenial bukan generasi yang hidup semasa dengan Gus Dur, tetapi etika dan nilai-nilai beliau masih relevan dan bisa diterapkan kapan saja.

Nilai-nilai toleransi yang pernah ditanamkan almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mulai luntur dan dilupakan oleh generasi milenial. Hal itu terjadi, tak lepas dari perkembangan teknologi dan media sosial yang menghadapkan generasi milenial pada kebebasan yang luar biasa dan nyaris tanpa batas.

”Generasi milenial memang bukan generasi yang hidup semasa dengan Gus Dur. Tetapi etika dan nilai-nilai beliau bisa kita terapkan kapan saja, sehingga tetap relevan di era milenial,” ujar Bendahara Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Ahmad Riyadi dalam diskusi bertajuk ”Gus Dur di Mata Anak Muda Milenial” di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (22/12). Diskusi yang digelar Jaringan Muda Nahdlatul Ulama (JMNU) untuk memperingati haul sewindu wafatnya Gus Dur ini, dihadiri sejumlah pemimpin organisasi kepemudaan lintas agama dan latar belakang.

Ahmad Riyadi menambahkan, nilai toleransi yang ditanamkan Presiden ke-4 RI itu amat luar biasa karena mampu menyatukan keberagaman umat agama. Sayangnya, nilai luhur tersebut cenderung dilupakan seiring dengan semakin bebasnya ruang berpendapat di media sosial. ”Pemanfaatan media sosial oleh generasi milenial terbukti semakin menjauhkan dari nilai-nilai yang ditanamkan Gus Dur. Ujaran kebencian, intoleransi, saling hujat, dan saling curiga lebih banyak menghiasi dunia media sosial kita hari ini,” jelasnya.

Kata Riyadi, Gus Dur – yang juga mantan ketua umum PBNU – ibarat mata air yang dipenuhi dengan perspektif akan gagasan dan pemikiran, baik asing maupun lokal, namun masih punya warna otentik yaitu moderat. ”Gus Dur dikenal sebagai sosok yang unik dan aneh. Pemikirannya zig-zag atau tidak beraturan, tetapi tujuan dari pemikirannya jelas semata-mata untuk kemaslahatan umat dan rakyat,” ujarnya.

Di bidang politik, saat menjadi Presiden RI, ide Gus Dur tentang pencabutan Tap MPR soal Bung Karno, pemisahan TNI dan Polri, demokratisasi, pengurangan peran negara yang mengatur kehidupan beragama dan sosial kemasyarakatan serta komitmen pada gerakan anti-KKN, membuatnya dimusuhi berbagai kelompok dan partai politik, sehingga Gus Dur dijatuhkan.

Sementara itu, mengutip Ketua Umum HIMA Persis Nizar Ahmad Saputra, Gus Dur pun memiliki gagasan cemerlang di bidang ekonomi. Ketika menjabat presiden, bersama tim ekonominya antara lain Rizal Ramli, Kwik Kian Gie, Bambang Sudibyo, dan kawan-kawan, berhasil meningkatkan ”growth” tinggi, memangkas utang, serta mencatatkan gini ratio terendah selama Indonesia merdeka dengan tingkat kohesi sosial yang kuat.

”Pemikiran Gus Dur yang terpenting adalah saat ia membeberkan ide tentang Poros Maritim di saat situasi dan kondisi bangsa lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur di daratan. Gus Dur secara brilian dan visioner melihat potensi besar kemaritiman bangsa ini dibandingkan daratan,” lanjutnya.

Apresiasi terhadap pemikiran Gus Dur juga disampaikan Sekjen Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia/GMKI Alan Christian Singkali, yang menyebut sosok Gus Dur sebagai berkah bagi Indonesia, khususnya bagi umat Kristen dan umat non-Muslim. Gus Dur adalah pemimpin yang visioner, humanis, moderat, inspiratif, nasionalis, dan transformatif.

”Kami sependapat, pemikiran Gus Dur masih sangat relevan dipelajari dan direvitalisasi oleh generasi milenial. Masyarakat Indonesia membutuhkan sosok dan profil pemimpin besar seperti Gus Dur,” kata Alan. Bahkan, ketika dulu Gus Dur tampil sebagai tokoh pluralis, bukan hanya untuk kaum minoritas tapi untuk orang yang diberlakukan tidak adil, ”Saat itulah sesungguhnya sosok Gus Dur tampil seperti oase dari kegersangan bangsa ini,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com