JAKARTA, KOMPAS.com —Setelah Golkar resmi memiliki ketua umum baru pengganti Setya Novanto, kini publik menunggu kapan Golkar menunjuk pengganti Novanto sebagai ketua DPR.
Figur calon ketua DPR juga menjadi sorotan mengingat masa kerja DPR periode 2014-2019 bersisa kurang dari dua tahun lagi.
Peneliti Senior Para Syndicate, Toto Sugiarto, menilai, figur yang menggantikan Novanto haruslah sosok yang berbeda dari Novanto.
"Seharusnya, sosoknya yang merupakan antitesis dari Setya Novanto. Sosok yang bersih, berintegritas, yang benar-benar memperhatikan kepentingan rakyat," ujar Toto saat dihubungi, Jumat (22/12/2017).
Tidak hanya merupakan antitesis Novanto, figur calon ketua DPR juga menurutnya harus berada di luar faksi Novanto. Jadi, publik tak mengait-ngaitkannya dengan kasus yang menjerat Novanto.
(Baca juga: Ketum Golkar Resmi Dikukuhkan, Bagaimana Posisi Ketua DPR?)
Figur politisi muda, kata Toto, juga ideal sebagai ketua DPR pengganti Novanto.
Sosok Aziz Syamsuddin dinilai cukup potensial karena tergolong kader muda. Namun, Toto menyayangkan nama Aziz sudah telanjur "tercemar" karena ditunjuk Novanto menjadi pengganti.
Ketua Badan Anggaran DPR itu pun menjadi identik dengan faksi Novanto.
"Mungkin harus menemukan tokoh yang selama ini tidak berkaitan sama sekali (dengan Novanto)," katanya.
(Baca juga: Golkar Bakal Pilih Ketua DPR Baru yang Mampu Tingkatkan Marwah Partai)
Momentum ini pun dinilai menjadi pertaruhan bagi Airlangga selaku nakhoda baru Partai Golkar untuk memilih sosok yang tepat sebagai ketua DPR.
Sebab, hal itu akan memengaruhi elektabilitas Golkar jelang Pemilu 2019.
"Sekarang pertaruhan Ketua Umum Golkar yang baru, Airlangga, apakah mampu memilihkan itu. Pertaruhannya untuk elektabilitas Golkar di Pileg 2019," ujar Toto.
Figur calon pengganti Novanto sebagai Ketua DPR juga menjadi sorotan dari internal Golkar. Salah satunya diungkapkan fungsionaris Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia.
Doli menilai, figur yang nantinya ditunjuk akan sangat menentukan.
"Tentu figur yang akan ditempatkan itu adalah figur yang harus dikenal sebagai figur yang bersih, tidak punya track record berpotensi masalah hukum, serta tidak pernah, sedang, dan akan tersangkut isu korupsi," kata Doli.
(Baca juga: Fahri Hamzah Berharap Ketua DPR Pengganti Novanto Dilantik 9 Januari 2018)