Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Penampilan Mahmud Mulyadi, Ahli di Praperadilan Setya Novanto

Kompas.com - 19/12/2017, 22:30 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dosen Hukum Pidana Universitas Sumatera Utara Mahmud Mulyadi semakin eksis setelah menjadi ahli dalam sidang praperadilan yang diajukan tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP, Setya Novanto.

Pada hari ini, Selasa (19/12/2017), Mahmud diundang menjadi moderator diskusi yang digelar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.

Gayanya tetap nyentrik. Mahmud mengenakan kemeja biru tua bermotif dengan blazer abu-abu. 

Dasi garis-garis berwarna biru dan merah muda membuat penampilan Mahmud semakin mencolok.

Doktor Ahli Hukum Pidana ini memilih tampil santai dengan mengenakan celana jins. Mahmud juga menggunakan sepatu berujung lancip dengan motif warna-warni.

Aksesoris seperti cincin batu akik, gelang giok, hingga tali pinggang dengan kepala berbentuk buaya berwarna emas melengkapi penampilan nyentriknya.

Baca juga: Kelihaian Ahli Hukum KPK yang Berpenampilan Nyentrik di Praperadilan Novanto

Namun, yang paling mencolok adalah gaya rambutnya yang dibentuk mohawk.

Saat diminta naik ke panggung, pembawa acara sempat menyinggung soal Mahmud yang pernah menjadi ahli praperadilan Novanto.

"Wajah Pak Mahmud ini sering kita lihat di televisi beberapa waktu terakhir sebagai ahli praperadilan Setya Novanto jilid II," kata pembawa acara.

"Takut" istri

Saat baru mulai memandu acara, Mahmud sebagai moderator tidak langsung masuk ke tema diskusi, yakni mengenai pencucian uang.

Mahmud menceritakan terlebih dahulu sejarah di balik penampilan nyentriknya saat ini. Menurut Mahmud, penampilan dia saat ini tak terlepas dari peran istri.

"Ini permintaan istri saya. Istri saya yang ajak ke salon pangkas gaya mohawk. Saya suami yang takut istri," kata Mahmud disambut tawa hadirin.

Dosen Hukum Pidana Universitas Sumatera Utara Mahmud Mulyadi usai menjadi moderator diskusi yang digelar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, di Kantor PPATK, Jakarta, Selasa (19/12/2017).  KOMPAS.com/Ihsanuddin Dosen Hukum Pidana Universitas Sumatera Utara Mahmud Mulyadi usai menjadi moderator diskusi yang digelar Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, di Kantor PPATK, Jakarta, Selasa (19/12/2017).

Pembicara yang hadir, yakni mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif, serta mantan Ketua PPATK, Yunus Husein, ikut tertawa mendengar cerita Mahmud.

Mahmud mengatakan, awalnya ia justru tidak tahu seperti apa gaya mohawk yang diminta istrinya.

Setelah potong rambut dengan gaya itu sekitar 7 tahun lalu, Mahmud menyukainya dan mempertahankan gaya itu hingga sekarang.

Baca juga: Nyentriknya Saksi Ahli dari KPK di Sidang Praperadilan Setya Novanto...

Mahmud menyesuaikan gaya mohawk rambutnya dengan membeli pakaian dan aksesoris serba nyentrik.

"Ini saya sekaligus balas dendam karena waktu kuliah S1 saya tidak punya modal untuk bergaya seperti ini," ujar Mahmud.

Mahmud mengakui bahwa gaya nyentriknya ini memang menjadi perhatian banyak orang. Tak terkecuali para mahasiswa di kampusnya.

Bahkan, banyak mahasiswa yang bertanya mengenai penampilannya.

"Memang orang aneh melihat saya ini, seorang dosen yang berbeda dari pakemnya," kata dia.

Namun, Mahmud enggan mempermasalahkan pandangan orang terhadapnya. Mahmud tetap berpenampilan seperti saat ini, selama hal itu tak melanggar etika dosen.

Baca: Hakim Praperadilan Novanto: Ahli Ini Penampilannya Gaul, tapi Pintar Sekali

Mahmud juga mengatakan, yang terpenting adalah ilmu yang ia miliki sebagai dosen dan seorang ahli hukum.

"Saya selalu berusaha untuk tetap rapi dan menjaga diri dalam konteks keilmuan. Itu prinsipnya," kata Mahmud.

Dipuji hakim

Mahmud mendapatkan pujian dari hakim seusai memberikan pendapat sebagai ahli dalam praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (12/12/2017).

Hakim Kusno. yang memimpin praperadilan yang diajukan Setya Novanto, menilai, ahli yang dihadirkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut tak cuma jago berpenampilan, tapi benar-benar menguasai ilmu hukum yang dipelajarinya.

"Ahli ini penampilannya anak gaul, tapi pintar sekali," ujar Kusno kepada Mahmud.

Selama persidangan, Mahmud mampu menjawab semua pertanyaan yang disampaikan KPK, pihak pemohon praperadilan, dan hakim.

Beberapa kali Mahmud memberikan keterangan secara panjang lebar dan mendapat pujian dari pihak pengacara Setya Novanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com