KARANGASEM, KOMPAS.com - Sejumlah desa di Kabupaten Karangasem, Bali, sudah mulai sepi ditinggalkan warganya.
Mereka mengungsi ke tempat lebih aman akibat erupsi Gunung Agung. Belakangan, status siaga dinaikkan menjadi awas karena situasinya tak bisa diprediksi.
Polres Karangasem melakukan patroli rutin pada pagi dan malam hari di desa-desa yang ditinggalkan.
Wakil Kapolres Karangasem Kompol Agung Gde Mudita memimpin apel pasukan patroli malam.
"Silakan, sasaran utama rekan-rekan menuju rumah tinggal yang ditinggalkan penduduk untuk mengungsi," ujar Agung saat memimpil apel persiapan patroli, Senin (11/12/2017) malam.
(Baca juga : Erupsi Gunung Agung, Okupansi Hotel Sentuh Angka 15 Persen)
Tujuan patroli yakni menjamin keamanan rumah warga yang ditinggalkan. Selain itu, polisi juga menyisir desa untuk memastikan apakah masih ada warga yang menetap di rumahnya.
Jika masih ada, Agung meminta anggotanya agar melakukan pendekatan. Masyarakat harus diimbau agar segera meninggalkan rumahnya untuk mengungsi.
Salah satu lokasi yang disambangi adalah Dusun Umanyar, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali.
Daerah tersebut berada di kawasan rawan bencana 3, yang letaknya sekitar tiga sampai lima kilometer dari kawah Gunung Agung.
Baca juga : Gunung Agung, BNPB Siapkan Pusat Pendistribusian Logisitik Pendamping)
Perjalanan dimulai sekitar pukul 20.30 WITA.
Desa Ababi termasuk wilayah pegunungan, sehingga untuk mencapainya harus melewati jalan berbelok-belok dengan pemandangan pepohonan di kiri dan kanan jalan.
Rumah-rumah di sana letaknya tidak bersisian, ada jarak antara satu rumah dengan rumah lain.
Tak ada aktivitas apapun di luar rumah, kecuali saat di pintu masuk desa. Di sana, terlihat beberapa warga berjaga.
Karena mulai ditinggalkan warga, lampu di beberapa rumah dipadamkan.
Di tepi jalan dan di depan rumah warga kerap ditemui anjing. Entah anjing liar atau hewan peliharaan sang pemilik rumah. Suasana begitu sepi.