BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melobi negara-negara di Uni Eropa agar tidak mengikuti kebijakan Amerika Serikat memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pemindahan kedutaan besar AS ke Yerusalem itu menyusul pengakuan AS atas Ibu Kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Kemarin malam saya menghubungi beberapa Menlu, terutama dengan Menlu Uni Eropa. Kami menyampaikan pesan, harapan, agar negara lain tidak mengikuti Amerika memindahkan kedutaan ke Yerusalem," ujar Retno saat dijumpai di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (8/12/2017).
Respon Menlu Uni Eropa, lanjut Retno, cukup positif terhadap harapan Indonesia itu. Retno juga berharap Uni Eropa konsisten terhadap komitmen tersebut.
Baca juga: 28 Negara Uni Eropa Peringatkan Trump Tak Pindah Kedutaan AS ke Yerusalem
Tidak hanya Uni Eropa, Menlu Retno juga melobi sejumlah negara besar untuk juga tak ikut-ikutan langkah kontroversial AS tersebut.
"Saat menerima kunjungan kehormatan Menlu Tunisia, Presiden menyampaikan, negara-negara OKI, negara-negara Muslim itu harus bersatu menyampaikan pesan yang keras," ujar dia.
Diberitakan, meski didesak banyak negara, Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya menyatakan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
"Israel adalah negara yang berdaulat dengan hak seperti setiap negara berdaulat lainnya untuk menentukan ibu kotanya sendiri," kata Trump dalam pidatonya di Gedung Putih, seperti dilansir dari AFP.
Baca juga: Israel Klaim Sejumlah Negara Siap Ikuti Langkah Trump
"Pengakuan ini merupakan sebuah fakta penting untuk mencapai perdamaian," lanjut dia.
"Sudah saatnya untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," ujar Trump.
Pemerintah AS juga memulai memproses perpindahan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Aksi ini merupakan salah satu pemenuhan janji kampanyenya kepada para pemilihnya.
Trump menyatakan keputusannya menandai dimulainya pendekatan baru untuk menyelesaikan konflik Israel dan Palestina.
Dia mengklaim Pemerintah AS tetap bertekad mengejar kesepakatan damai terhadap wilayah itu.
Jerusalem atau sebagian orang membacanya sebagai Yerusalem, merupakan salah satu kota tertua di dunia. Nama Yerusalem begitu akrab di hati umat Kristen, Yahudi, dan Islam seluruh dunia termasuk di Indonesia sejak berabad-abad.
Kota ini unik dengan berbagai peninggalan sejarah yang amat penting bagi ketiga umat tersebut. Yerusalem, dalam bahasa Ibrani disebut Yerushalayim, dan dalam bahasa Arab disebut Al Quds. Di Indonesia, orang mengucapkannya sebagai Yerusalem.