Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Fahri Hamzah soal Pernyataan Donald Trump

Kompas.com - 08/12/2017, 08:58 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyampaikan pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Jerusalem merupakan pengalihan isu dalam negeri.

Menurut dia, Trump tidak membaca sejarah dan konteks dunia, tetapi hanya sibuk memikirkan keluar dari masalah dalam negerinya.

"Sebab, menurut saya, Donald Trump akan dijatuhkan Senat dan Kongres-nya. Sebab, penyelidikan tentang keterlibatan Rusia dalam memenangkan dia dalam pemenangan presiden itu semakin lama semakin kelihatan," kata Fahri melalui video yang diunggahnya melalui akun Twitter @Fahrihamzah, Kamis (7/12/2017).

Baca juga: Kebijakan Trump soal Jerusalem Dikhawatirkan Picu Kemarahan Kelompok Radikal

Fahri menduga, Trump ingin mengalihkan isu dalam negeri AS dengan mengorbankan usaha perdamaian dunia yang selama ini dibangun.

Ia mengatakan, Jerusalem adalah bagian dari Palestina. Namun, Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang tak mau mengakui kemerdekaan Palestina.

Presiden Amerika Serikat memberikan pidatonya mengenai Jerusalem di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, pada Rabu (6/12/2017). (AFP/Saul Loeb)
Presiden Amerika Serikat memberikan pidatonya mengenai Jerusalem di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, pada Rabu (6/12/2017). (AFP/Saul Loeb)
"Ini malah bikin pengumuman ibu kotanya diambil alih. Itu, kan, ngawur sekali, ya," ujar Fahri.

Meski demikian, ia berharap reaksi dunia tak terlalu ekstrem. Pernyataan Trump dinilai Fahri hanya provokasi yang akan menciptakan kekacauan.

Fahri mengajak seluruh pihak untuk kembali pada esensi pendiri bangsa soal posisi Palestina.

Baca juga: Israel Klaim Sejumlah Negara Siap Ikuti Langkah Trump

Mantan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berharap Indonesia bisa berbicara lebih lantang terkait permasalahan ini.

"Kalau kita membiarkan pencaplokan ini, apalagi sudah setiap hari Israel mencaplok tanah-tanah di sekitar orang Palestina, sekarang jantungnya dicaplok. Ini kejahatan yang mengabaikan semua resolusi yang pernah ada, termasuk di PBB. Jadi, saya kira, Indonesia harus lebih keras berdirinya," kata Fahri.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12/2017) waktu setempat.

"Israel adalah negara yang berdaulat dengan hak seperti setiap negara berdaulat lainnya untuk menentukan ibu kotanya sendiri," kata Trump dalam pidatonya di Gedung Putih, seperti dilansir dari AFP.

Baca: 28 Negara Uni Eropa Peringatkan Trump Tak Pindahkan Kedutaan AS ke Jerusalem

Pemerintah AS mulai memproses pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem.

Aksi ini merupakan salah satu pemenuhan janji kampanyenya kepada para pemilihnya.

"Pengakuan ini merupakan sebuah fakta penting untuk mencapai perdamaian," tambahnya.

Adapun Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Jerusalem sebagai ibu kota Israel.

Pemerintah Indonesia, kata Jokowi, meminta Amerika Serikat mempertimbangkan kembali langkah tersebut.

Kompas TV Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi baru saja melakukan pertemuan tertutup dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph Donovan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com