Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 05/12/2017, 18:02 WIB
|
EditorBayu Galih

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sampai saat ini belum ada penurunan status awas Gunung Agung di Bali.

"Tidak ada penurunan status awas. Meskipun sejak 30 November sampai sekarang tidak ada erupsi, bahkan terjadi penurunan abu atau asap yang keluar dari kawah," kata Sutopo dalam paparan di Jakarta, Selasa (5/12/2017).

Gunung Agung sebelumnya mengalami erupsi magmatik sejak 25 November 2017 pukul 21.00 Wita hingga 30 November 3017 sore.

Sutopo menjelaskan, kondisi terkini hasil dari pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menunjukkan secara visual relatif tenang.

(Baca juga: Kamis Pagi, Gunung Agung Kembali Diguncang Gempa Tremor Berkelanjutan)

Gunung Agung mengeluarkan asap kawah bertekanan lemah-sedang, berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis-sedang, dan tinggi 1.000 meter di atas puncak kawah.

Dari sisi kegempaan, menurut Sutopo, dalam 24 jam terakhir gempa dangkal (low frequency) terus terdeteksi. Ini yang mengindikasikan adanya aliran fluida magma pada pipa magma di kedalaman sekitar dua kilometer.

"Jadi pengisian magma ke kawah masih terus berlangsung, meskipun intensitasnya melambat dibandingkan saat erupsi tanggal 25-30 November," kata Sutopo.

Lebih lanjut, dia mengatakan, emisi gas SO2 atau sulfur dioksida pada saat erupsi (25-29 November) mencapai 5.000-10.000 ton per hari. Namun, pada 30 November tiba-tiba menurun 20 kali lipat dari sebelumnya.

(Baca juga: Gunung Agung Meletus, Pengungsi Mencapai 43.358 Jiwa)

Sementara itu pantauan satelit menunjukkan, sejak tanggal 30 November hingga sekarang masih terjadi pertumbuhan lava, namun melambat menjadi 10 meter, dari sebelumnya 100 meter pada saat erupsi.

Total lava yang ada di kubah kawah 20 juta meter kubik. Saat ini baru mengisi sepertiganya.

"Jadi, kalau ada media atau informasi menyampaikan terjadi lelehan lava menuruni lereng Gunung Agung, itu hoaks, berita tidak benar. Sampai sekarang terjadi pengisian tetapi melambat. Itulah yang menyebabkan kalau malam hari terlihat cahaya," ucap Sutopo.

Dengan belum adanya penurunan status Gunung Agung, maka rekomendasi yang diberikan BNPB juga tidak berubah.

Sutopo menjelaskan, tidak boleh ada aktivitas masyarakat di dalam radius 8 kilometer dan ditambah perluasan sektoral ke arah utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya sejauh 10 kilometer dari kawah.

Kompas TV Asap tipis juga keluar dari puncak gunung hingga ketinggian 1.000 meter.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Soroti Larangan Buka Puasa Bersama, Said Aqil: Bentuk 'Over' Intervensi Pemerintah

Soroti Larangan Buka Puasa Bersama, Said Aqil: Bentuk "Over" Intervensi Pemerintah

Nasional
Di Balik Keputusan Pemerintah Majukan Cuti Bersama Lebaran, Jumlah Pemudik Diprediksi Meningkat

Di Balik Keputusan Pemerintah Majukan Cuti Bersama Lebaran, Jumlah Pemudik Diprediksi Meningkat

Nasional
Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak Sertijab Pangdivif 3 Kostrad

Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak Sertijab Pangdivif 3 Kostrad

Nasional
Kala Presiden Jokowi Bertemu Puan Maharani Setelah Megawati, Bicara soal Pemilu 2024

Kala Presiden Jokowi Bertemu Puan Maharani Setelah Megawati, Bicara soal Pemilu 2024

Nasional
Menhub Ungkap Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Balikpapan-IKN, Dibangun Sejajar dengan Tol

Menhub Ungkap Rencana Pembangunan Jalur Kereta Api Balikpapan-IKN, Dibangun Sejajar dengan Tol

Nasional
Soal Minum Oralit Saat Sahur, IDI: Bukan Sebuah Kebutuhan

Soal Minum Oralit Saat Sahur, IDI: Bukan Sebuah Kebutuhan

Nasional
Bandara VIP Akan Dibangun di IKN, Berjarak 10 Kilometer dari Kota Nusantara

Bandara VIP Akan Dibangun di IKN, Berjarak 10 Kilometer dari Kota Nusantara

Nasional
Jokowi Disebut Sepakati Rencana Kertajati Jadi Bandara Premium

Jokowi Disebut Sepakati Rencana Kertajati Jadi Bandara Premium

Nasional
Kontras Dorong Komnas HAM Koordinasi dengan Kejati agar Kasus Fatia-Haris Tak Naik ke Persidangan

Kontras Dorong Komnas HAM Koordinasi dengan Kejati agar Kasus Fatia-Haris Tak Naik ke Persidangan

Nasional
Berkaca dari Kasus Haris Azhar dan Fatia, Kontras Desak Pasal Perlindungan Pembela HAM Masuk UU

Berkaca dari Kasus Haris Azhar dan Fatia, Kontras Desak Pasal Perlindungan Pembela HAM Masuk UU

Nasional
Terbentuknya Koalisi Pengusung Anies, Siap 'Merayu' Parpol Lain untuk Gabung...

Terbentuknya Koalisi Pengusung Anies, Siap "Merayu" Parpol Lain untuk Gabung...

Nasional
Nasdem Buka Pintu Lebar bagi Partai yang Ingin Perkuat Koalisi Perubahan

Nasdem Buka Pintu Lebar bagi Partai yang Ingin Perkuat Koalisi Perubahan

Nasional
Tak Ragu Hadapi Koalisi Gendut, Nasdem: Pak Jokowi pada 2014 Koalisinya Juga Lebih Kurus

Tak Ragu Hadapi Koalisi Gendut, Nasdem: Pak Jokowi pada 2014 Koalisinya Juga Lebih Kurus

Nasional
Imigrasi Segera Deportasi Dua Turis Asal Polandia yang Berkemah Saat Hari Raya Nyepi

Imigrasi Segera Deportasi Dua Turis Asal Polandia yang Berkemah Saat Hari Raya Nyepi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pemerintah Tetapkan Cuti Bersama mulai 19 April | Wamenkumham Polisikan Keponakan

[POPULER NASIONAL] Pemerintah Tetapkan Cuti Bersama mulai 19 April | Wamenkumham Polisikan Keponakan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke