Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2017, 17:58 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jadwal penerbangan Garuda Indonesia di Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jumat (1/12/2017) siang, mengalami keterlambatan. Calon penumpang kesal lantaran tidak mendapatkan informasi jelas soal waktu keberangkatan.

Nina (36), seorang calon penumpang tujuan Solo mengatakan, seharusnya ia dan penumpang lain berangkat pukul 13.30 WIB. Namun hingga Jumat sore, jadwal keberangkatan masih tidak jelas.

"Yang bikin saya dan calon penumpang lain protes adalah kami enggak mendapatkan informasi yang jelas mengenai segala sesuatunya. Mulai dari alasan delay yang berubah-ubah sampai waktu keberangkatan," ujar Nina kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon.

Kekesalan penumpang berawal ketika menjelang pukul 13.30 WIB, jadwal keberangkatan sesuai yang tertera pada tiket. Penumpang bertanya, mengapa Gate-16 menuju pesawat tak kunjung dibuka, padahal sudah hampir jadwal keberangkatan.

Baca juga : Kompensasi Ini Wajib Diterima Calon Penumpang Pesawat saat Kena Delay

Petugas di Gate-16 awalnya tidak bisa menjawabnya. Namun, tidak beberapa lama kemudian, ia mengatakan bahwa calon penumpang tujuan Solo harus berpindah ke Gate-28.

"Saya sempat meminta pastikan dulu, apakah benar di Gate-28 atau enggak? Karena jaraknya ya jauh sekali dan kami tidak disediakan kendaraan apapun ke sana. Akhirnya petugas itu pastikan berangkat dari Gate-28," ujar Nina.

Di Gate-28, Nina dan calon penumpang lain hanya mendapati seorang petugas bandara. Petugas itu menjadi sasaran pertanyaan soal kepastian keberangkatan pesawat.

"Jawabannya, pesawatnya sudah siap. Tapi awak pesawatnya enggak ada. Dijawab begitu, kami bengong. Kok bisa?" ujar Nina.

Baca juga : Dampak Erupsi dan Cuaca Buruk, Sejumlah Penerbangan Garuda Indonesia Delay

Sang petugas sempat menginformasikan bahwa pesawat akan berangkat sekitar pukul 15.15 WIB. Namun, hingga melewati waktu tersebut, calon penumpang tetap tidak diperbolehkan naik ke pesawat. Kali ini, alasannya adalah cuaca buruk sehingga pesawat tidak mungkin tinggal landas.

Sekitar pukul 16.15 WIB, petugas kembali menginformasikan bahwa 20-30 menit dari waktu itu, calon penumpang dipersilahkan untuk memasuki pesawat.

"Tapi sampai sekarang (pukul 16.50 WIB), pesawat belum juga berangkat tanpa ada informasi yang jelas. Sempat saya tanya, memangnya pilotnya mogok? Petugasnya cuma bilang, memang ada crew rotation problem, begitu katanya," ujar Nina.

Baca juga : 3 Langkah yang Harus Dilakukan Penumpang Jika Penerbangan Delay

"Yang bikin kami kesal itu, karena kok kami enggak dikasih informasi yang jelas, ada apa ini? Enggak ada pemberitahuan delay, di layar juga keberangkatannya sesuai jadwal. Tapi ini enggak berangkat-berangkat," lanjut dia.

Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengakui ada keterlambatan dalam sejumlah penerbangan Garuda. Namun, hal itu bukan lantaran pilot mogok. Delay terjadi karena alasan cuaca.

"Kami dari Garuda Indonesia memohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Tapi sekarang sebenarnya sudah proses recovery, kami butuh waktu sampai semuanya normal kembali," ujar Ikhsan saat dihubungi Kompas.com.

Kompas TV Garuda Indonesia membatalkan 88 penerbangan akibat erupsi Gunung Agung di Bali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

KPK Duga Pejabat Kemenaker Intervensi Lelang Pengadaan Sistem Perlindungan TKI

KPK Duga Pejabat Kemenaker Intervensi Lelang Pengadaan Sistem Perlindungan TKI

Nasional
Temuan Ombudsman di Rempang: Warga Kekurangan Bahan Pangan, BP Batam Belum Kantongi HPL

Temuan Ombudsman di Rempang: Warga Kekurangan Bahan Pangan, BP Batam Belum Kantongi HPL

Nasional
Hormati Orangtua, Dompet Dhuafa Jatim Gelar Pesantren Lansia 

Hormati Orangtua, Dompet Dhuafa Jatim Gelar Pesantren Lansia 

Nasional
Voluntrip Waste Summit, Dompet Dhuafa Salurkan Bantuan kepada Sejumlah Warga Bali

Voluntrip Waste Summit, Dompet Dhuafa Salurkan Bantuan kepada Sejumlah Warga Bali

Nasional
Polemik Plagiasi Halo Halo Bandung, Keluarga Minta Konten Ditutup dan Penjiplak Dicari

Polemik Plagiasi Halo Halo Bandung, Keluarga Minta Konten Ditutup dan Penjiplak Dicari

Nasional
Bikin Aturan soal Pemilik Teknologi Garap Proyek BTS 4G, Eks Dirut Bakti: Saya Berpengalaman

Bikin Aturan soal Pemilik Teknologi Garap Proyek BTS 4G, Eks Dirut Bakti: Saya Berpengalaman

Nasional
Janji Politik di Pilpres 2024 yang Tak Logis dan Realistis

Janji Politik di Pilpres 2024 yang Tak Logis dan Realistis

Nasional
Penyusunan TPN Ganjar Presiden Selesai, Bakal Dibentuk hingga ke Daerah

Penyusunan TPN Ganjar Presiden Selesai, Bakal Dibentuk hingga ke Daerah

Nasional
Wacana 2 Poros dan Duet Ganjar-Prabowo Tak Dibahas Saat Rapat TPN Ganjar

Wacana 2 Poros dan Duet Ganjar-Prabowo Tak Dibahas Saat Rapat TPN Ganjar

Nasional
KPU Bakal Coret Bacaleg Eks Terpidana jika Terbukti Manipulasi Berkas

KPU Bakal Coret Bacaleg Eks Terpidana jika Terbukti Manipulasi Berkas

Nasional
Megawati Kembali Ingatkan soal Dansa Politik Jelang Pendaftaran Capres-Cawapres

Megawati Kembali Ingatkan soal Dansa Politik Jelang Pendaftaran Capres-Cawapres

Nasional
Respons PPP jika Sandiaga Tak Terpilih Jadi Cawapres Ganjar

Respons PPP jika Sandiaga Tak Terpilih Jadi Cawapres Ganjar

Nasional
Berawal dari LHKPN, KPK Selidiki Sekda Pemprov Jawa Timur Eks Pejabat Kemensos

Berawal dari LHKPN, KPK Selidiki Sekda Pemprov Jawa Timur Eks Pejabat Kemensos

Nasional
Cak Imin Bilang 'Food Estate' Gagal, Gerindra: Dulu Enggak Diucapin, Sekarang Diucapin

Cak Imin Bilang "Food Estate" Gagal, Gerindra: Dulu Enggak Diucapin, Sekarang Diucapin

Nasional
Eks Hakim MK Nilai Kemungkinan Gugatan Usia Capres-Cawapres Bakal Ditolak

Eks Hakim MK Nilai Kemungkinan Gugatan Usia Capres-Cawapres Bakal Ditolak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com