BOGOR, KOMPAS.com - Tujuh kota di Indonesia akan menerapkan teknologi pengelolaan sampah plastik yang sudah dikembangkan Denmark. Teknologi itu dapat mengubah sampah menjadi energi listrik.
Hal ini menjadi salah satu hasil dari pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (28/11/2017).
"Denmark ini sangat terkenal dengan waste energy-nya. Maka Denmark menawarkan teknologi pengelolaan sampah," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung, usai pertemuan Jokowi dengan Lars.
Tujuh kota bakal dijadikan proyek percontohan, antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, dan Medan.
(Baca juga: Ini Lima Topik yang Dibahas Jokowi dengan PM Denmark)
Nantinya, sampah-sampah tersebut dapat dikonversi menjadi energi listrik dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Hanya saja, Pramono mengakui bahwa teknologi tersebut memiliki biaya yang cukup mahal. Oleh sebab itu, Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral masih akan melakukan koordinasi dengan pihak Denmark terkait hal itu.
"Hanya persoalannya memang cost-nya masih agak tinggi dibandingkan dengan energi lainnya," kata Pramomo.
(Baca juga: Jokowi Terima PM Denmark di Istana Bogor)
"Denmark akan mendukung Indonesia mencapai ambisi mengurangi sampah plastik di lautannya sebanyak 70 persen pada tahun 2025," ujar PM Lars.