Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Yakini Istana Tak Ikut Campur soal Pengganti Novanto

Kompas.com - 21/11/2017, 15:33 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar meyakini pihak Istana tak akan ikut campur dalam penunjukan pengganti Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Situasi tersebut menyusul status Novanto yang kini menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Saya yakin istana tidak akan ikut campur terhadap urusan Partai Golkar," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Meski begitu, Ace menilai wajar jika Presiden Joko Widodo memiliki perhatian serius terhadap partai berlambang pohon beringin itu. Misalnya, saat kehadiran Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Istana, Senin (21/11/2017) kemarin.

Baca juga : Kisah Hidup Setya Novanto, dari Tukang Beras, Model, hingga Jadi Miliuner

Menurutnya, wajar jika Airlangga ditanya oleh presiden soal perkembangan Partai Golkar. Sebab, Golkar merupakan bagian dari partai pendukung pemerintah.

Sedangkan jika Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan ikut terlibat, Ace menilai hal tersebut wajar karena keduanya merupakan politisi senior Partai Golkar.

"Jadi tidak harus dimaknai sebagai bentuk ikut campur terhadap Partai Golkar. Karena mereka peduli dengan Partai Golkar," tuturnya.

Pengamat politik Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya memprediksi, pertarungan politik akan terjadi dalam proses pergantian Ketua DPR RI. Menurut dia, bukan tidak mungkin pertarungan secara politik itu melibatkan beberapa elit politik, termasuk eksekutif.

Baca juga : Menperin Airlangga Hartarto Ikut Bahas Pelengseran Novanto di DPP Golkar

"Akan terjadi pertarungan politik antarkubu. Orang pasti bicara bagaimana sikap Jokowi, sikap LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) dan sikap JK (Jusuf Kalla)," ujar Yunarto dalam diskusi di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW) Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Menurut Yunarto, beberapa nama kader Golkar yang sudah muncul ke publik yakni, Zainuddin Amali, Agus Gumiwang, Aziz Syamsuddin dan Bambang Soesatyo.

Menurut Yunarto, bisa jadi orang-orang pilihan Jokowi adalah kuda hitam yang bisa memenangkan pertarungan kursi ketua DPR. 

Sementara itu, Luhut mengungkapkan komitmennya untuk tidak terlalu ikut campur pada urusan internal Partai Golkar. Menurut Luhut, ikut campur urusan rumah tangga Golkar justru akan membuat kegaduhan publik.

"Biarlah Golkar berproses sendiri. Jangan kita terlalu banyak campuri. Malah jadi bikin suasana enggak enak. Mereka kan sudah matang, biar mana yang terbaik buat Golkar saja," ujar Luhut.

Kompas TV Setelah resmi menjadi pesakitan KPK, kini para kolega dan lawan politik, mulai membidik kursi panas yang ia duduki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com