JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia ( Formappi) Lucius Karus mengatakan, baik Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun Partai Golkar mestinya menjadikan upaya penangkapan Setya Novanto sebagai momentum memulai pembenahan.
Sebab jika tidak, maka kepercayaan publik terhadap DPR dan Golkar akan makin tergerus.
"Baik DPR maupun Golkar harus mulai dengan cepat berbenah dengan pertama-tama memastikan pergantian kursi Novanto," kata Lucius kepada Kompas.com, Kamis (16/11/2017).
(Baca juga : Jokowi Tidak Instruksikan Polisi untuk Buru dan Tangkap Setya Novanto)
Menurutnya masih ada waktu untuk membuktikan kepada publik bahwa kekuatan lembaga atau organisasi seperti DPR dan Golkar tidak tergantung penuh pada orang tertentu.
Sistem harus berjalan untuk mengembalikan kepercayaan publik yang mungkin saja sudah nyaris hilang akibat laku Novanto.
(Baca juga : Hadiah Rp 10 Juta bagi Pemberi Info Keberadaan Novanto)
"Figur yang harus mulai dipikirkan tentu saja harus berbanding terbalik dari Novanto. Dia harus menjadi gambar yang berlawanan dari sosok Novanto," kata Lucius.
Diusulkan Dinonaktifkan
Hal senada juga disampaikan oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD. Menurut Mahfud, DPR harus bersikap tegas terkait kasus yang menyerat Ketua DPR Setya Novanto.
"Kalau pelanggaran hukum dan darurat, menurut saya, DPR segera tentukan sikap secara institusi, untuk menonaktifkan Setya Novanto sampai waktu yang tidak ditentukan," ujar Mahfud, di Jakarta, Kamis.
(Baca juga : Mahfud MD Sarankan DPR Segera Non-aktifkan Setya Novanto)
Seperti diketahui, Novanto menghilang saat tim KPK mendatangi kediamannya untuk melakukan penjemputan paksa.
Langkah ini dilakukan KPK karena Novanto tak kooperatif dan berulang kali tak memenuhi panggilan pemeriksaan dalam kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
Saat ini berbagai upaya pencarian terus dilakukan. Tidak hanya oleh KPK, sejumlah kelompok sipil bahkan menggelar sayembara. Bagi yang bisa mengetahui keberadaan Novanto, akan diberikan hadiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.