Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu, Presiden Jokowi-PM Turnbull Bahas Rohingya hingga Marawi

Kompas.com - 11/11/2017, 11:09 WIB

VIETNAM, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull membicarakan beberapa hal dalam pertemuan bilateral di sela-sela pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Da Nang.

Di antaranya masalah pengungsian warga Rakhine State di Myanmar dan kondisi terakhir Marawi, tempat pasukan Filipina bertempur melawan militan pro-ISIS.

Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung sekitar 40 menit itu, Presiden Jokowi didampingi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

"Tadi dibicarakan beberapa hal, di antaranya berkaitan dengan Rakhine State. PM Australia tetap meminta Indonesia berperan aktif karena memang seperti yang diketahui bersama, yang berkomunikasi secara langsung dengan Rakhine State adalah Indonesia, baik presiden sendiri maupun melalui bu Menlu," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Da Nang, Vietnam, Sabtu (11/11/2017), seperti dikutip Antara.

(Baca juga : Myanmar Setuju Terima Lagi Pengungsi Rohingya dengan Syarat)

Indonesia sejak September 2017 sudah mengirimkan bantuan bagi warga rakyat Rohingya di Rakhine State, Myanmar.

Ratusan ribu warga harus mengungsi ke perbatasan Bangladesh untuk menyelamatkan diri dari operasi militer di tempat tinggal mereka.

Presiden Jokowi dan PM Turnbull, menurut Pramono, juga membahas kondisi terakhir Marawi setelah pasukan Filipina berhasil merebut kembali markas terakhir militan pro-ISIS, Maute, di kota itu.

"Dalam (hal) Marawi ini, Presiden Jokowi meminta kepada Australia agar memulihkan kota Marawi yang sekarang ini berhasil diatasi oleh Presiden Filipina," tambah Pramono.

"Sekarang Indonesia juga akan mengirim beberapa orang Islam moderat untuk memberikan edukasi kepada teman-teman di Marawi, karena Indonesia dianggap sebagai big brother sehingga dengan demikian Indonesia bisa berperan serta dalam hal tersebut," katanya.

(Baca juga : Asa di Balik Puing-puing Kota Mati Marawi)

Kedua pemimpin juga bericara mengenai rencana penyelenggaraan ASEAN-Australia Summit di Australia pada bulan Maret.

Menurut Pramono, Perdana Menteri Turnbull secara khusus meminta Presiden Jokowi menyampaikan pidato di hadapan para eksekutif di Australia.

"Dan Presiden menyampaikan akan mempersiapkan hal tersebut," katanya.

Mereka juga membahas kesepakatan kemitraan ekonomi komprehensif antara kedua negara (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA).

"Berkaitan dengan CEPA diharapkan dapat diselesaikan pada akhir tahun ini karena sekarang sudah pertemuan ke-10 dan diharapkan pertemuan terakhir di Jakarta ini semuanya bisa diselesaikan," kata Pramono.

"Sudah mendekati finalisasi, jadi item-item tertentu yang masih sensitif sebelumnya sebenarnya sekarang sudah hampir final. Contohnya salah satunya mengenai pendidikan vokasi, apakah boleh asing atau tidak, nah itu jalan keluarnya telah diambil," katanya mengenai perkembangan perundingan Indonesia-Australia CEPA.

Kompas TV Sebelumnya, Marawi luluh lantak karena perang melawan ISIS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com